Mohon tunggu...
Ronald Anthony
Ronald Anthony Mohon Tunggu... Dosen - Penulis Lepas

Hanya seorang pembelajar yang masih terus belajar. Masih aktif berbagi cerita dan inspirasi kepada sahabat dan para mahasiswa. Serta saat ini masih aktif berceloteh ria di podcast Talk With Ronald Anthony on spotify.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saturday Morning #77 - "Gaya Hidup Minimalis dan Pelit?"

12 Desember 2021   12:50 Diperbarui: 12 Desember 2021   12:53 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian besar dari kita rasanya telah menyadari bahwa kesibukan aktivitas yang menjadi ciri kehidupan pada masa pandemi ini terasa sangat melelahkan, semua online. 

Walaupun ada beberapa yang mesti diselesaikan secara offline, tapi tetap saja online membuat rasanya segala sesuatu semakin bertumpuk. 

Maka ketika weekend, mungkin inilah awal mula kemalasan dimulai, ngomong-ngomong soal offline, kampus saya sudah mengadakan survey untuk persiapan mengadakan pembelajaran secara offline pertengahan tahun depan, hasilnya tentu sudah bisa ditebak, hampir 83% menyatakan belum mau mengikuti kuliah offline, tapi diantara itu semua ada satu alasan dari mahasiswa yang membuat saya tertarik dengan jawabannya, "Karena di Masa Online begini sir, hidup saya jadi minimalis" What? Minimalis? Bentuk Rumah kah? ternyata bukan, minimalis adalah sebuah sebutan untuk gaya hidup millenial sekarang.

Saya mungkin menyadari itu, ketika sekitar beberapa hari yang lalu, membaca artikel soal Marie Kondo yang di dalam kurun waktu dua tahun terakhir ternyata sangat populer dengan pesan-pesannya. 

Pesannya adalah untuk menyederhanakan hidup dengan membersihkan segala sesuatu dan berkompromi dengan suasana waktu. 

Mungkin kalau disederhakan menjadi Low Living. Dan ternyata dalam beberapa tahun terakhir banyak yang mengambil langkah-langkah berani tersebut untuk menghindari segala keramaian dan menarik diri dari kehidupan dan aktivitas yang serba tergesa-gesa dan tidak terkendali.

Maka tidak jarang anda bisa melihat ada yang sudah sukses sekali, kemudian menarik diri guna  mengatur ulang karier, memindahkan hidupnya, dan bahkan ada yang coba untuk mematikan teknologi. 

Di Italia sudah dimulai, salah satunya adalah dengan memulai mengganti makanan Fast Food dengan makanan tradisional. Dan kebanyakan di masyarakat Italia mengubah gaya hidup yang lebih lambat untuk aspek kehidupan sehari-hari . Tujuannya adalah untuk menciptakan ruang bagi kenikmatan hidup secara lebih sadar.

Maka sebetulnya, jika kita menyamakan sifat kehidupan kita yang serba cepat saat ini, bisa kita samakan mohon maaf dengan penyakit kanker — pertumbuhan sel-nya yang cepat dan tidak terkendali — kehidupan yang lambat menganjurkan kembalinya ritme kehidupan yang serba alami dan perlahan.

Keliatannya mungkin mudah dari yang Anda pikirkan, tapi nyatanya sulit, orang yang menggunakan gaya hidup minimalis, tentu lebih punya banyak waktu untuk melakukan hobi dan mengeksplorasi minat yang sebelumnya dianggap terlalu memakan waktu. Maka ada yang bilang, gaya hidup minimalis adalah salah satu contoh dari pensiun dengan jalur cepat. Marie Kondo mungkin benar ada banyak cara yang mungkin dianggap remeh tapi sebetulnya banyak yang bisa diterapkan dalam rangka gaya hidup minimalis seperti:

  1. Makan, makanan kita dengan penuh perhatian, perhatikan rasa dan tekstur makanan Anda, bukan sambil nonton TV atau main handphone.
  2. Sering istirahat teknologi, matikan semua notifikasi jika memungkinkan. Cara ini sudah sering saya praktekkan bahkan dari jaman kuliah, dimana handphone saya akan mati secara otomatis ketika jam sudah menunjukkan jam tidur.
  3. Batasi waktu yang dihabiskan di media sosial, perbanyak bercengkerama dan mengobrol dengan sesama.
  4. Jika Anda memiliki banyak waktu luang yang tidak produktif — cobalan dihanti dengan membaca buku, mendengarkan audio atau podcast
  5. Menghabiskan waktu di luar ruangan, berolahraga atau hanya terhubung dengan alam

Jujur, jika menurut Marie Kondo begitu caranya, sebetulnya sudah sering saya praktikkan, namun tak pernah tuntas, karena pekerjaan lebih menjadi pikiran, kalau anda tanya kepada saya "kalau gitu, mundur aja, kan gampang!". Andai hidup segampang itu ferguso, tentu semua orang akan menjadi hidup minimalis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun