Mohon tunggu...
Ronald Anthony
Ronald Anthony Mohon Tunggu... Dosen - Penulis Lepas

Hanya seorang pembelajar yang masih terus belajar. Masih aktif berbagi cerita dan inspirasi kepada sahabat dan para mahasiswa. Serta saat ini masih aktif berceloteh ria di podcast Talk With Ronald Anthony on spotify.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Saturday Morning #74 - "Courage and Hope"

13 November 2021   10:30 Diperbarui: 13 November 2021   10:33 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pribadi. diolash dari: agapeprc.org

Saya betul-betul minta maaf, 2 minggu ini benar-benar menghilang, ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan, dan ada beberapa tempat yang harus dikunjungi, sehingga kesempatan menulis benar-benar hampir tidak ada, jangankan untuk menulis, untuk mengurus badan yang lelah saja rasanya masih belum cukup, tiap malam 2 minggu ini saya banyak tidur awal.

Tapi, selama 2 minggu ini pun saya banyak belajar, dan cerita-cerita 2 minggu ini yang akan saya coba utarakan dalam beberapa edisi saturday morning kedepan. Mari kita mulai di  bagian yang pertama ini, saya pingin mengajak anda menyelami soal "Keberanian dan Harapan". Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan mampir ke kota tempat berkuliah saya dulu. Yaps, Yogyakarta, hanya beberapa jam saja, tidak lebih dari 24 jam, ada beberapa tugas disana yang mesti saya selesaikan. Mumpung di jogja sekaligus nostalgia dengan makanan-makanan semasa berkuliah beberapa tahun yang lalu.

Selalu dan selalu jika mampir ke Jogja daerah tugu dan malioboro adalah tempat paling menarik untuk merenung, apalagi sudah pukul 24.00 keatas sunyi dan begitu menenangkan. Jogja memang perlahan mulai bangkit, sektor pariwisata yang menjadi andalan adalah yang paling terpukul juga karena kebijakan-kebijakan di masa pandemi ini.

Dan jajanan pinggir jalan selalu bisa menggugah selera, saya ingat pernah ditanya oleh teman kuliah saya dulu, "kalau kamu jajan kenapa selalu memilih dari pedangang yang wajahnya lelah dan sedang tidur, padahal mungkin di sekelilingnya ada penjual dengan dagangan yang sama. Saya selalu menjawab "Biar dia Bangun dan kerja, makanya saya beli dari dia" Wkwkwkwk. Ujar saya setengah bercanda.

Tapi jujur kalau saya mau mengatakan kepada anda, disitulah saya pingin untuk semaksimal mungkin memelihara harapan mereka. Mengantuk adalah hal yang wajar dan manusiawi bagi manusia, tapi kalau anda mengantuk ketika berdagang bisa jadi 2 pilihan, karena lelah atau karena sepi tidak ada yang membeli. Dan pilihan saya itu barang tentu banyak yang tidak salah, ketika dibangunkan yang muncul adalah raut kebahagiaan, karena datangnya seorang pembeli.  

Dalam bukunya Making Hope Happen, psikolog Shane Lopez menulis bahwa dalam krisis, orang yang kurang berharap cenderung menutup diri. Mereka seakan lebih peduli dengan bagaimana caranya agar dapat "bertahan hidup sekarang" daripada mempersiapkan masa depan. Namun demikian, orang-orang yang paling penuh harapan cenderung punya visi tentang apa yang dapat mereka capai di masa depan.

Berharap untuk sesuatu tidak berarti Anda tidak mengambil tindakan. Harapan adalah tindakan. Lain di buku, lain lagi di penelitian yang diterbitkan oleh The Journal of Positive Psychology, para peserta survei diminta untuk menulis tentang pengalaman masa lalu di mana sesuatu yang mereka harapkan akhirnya terwujud. Setelah melakukan ini, kebahagiaan dan harapan mereka untuk masa depan meningkat dengan tajam. 

Artinya apa, dalam memelihara harapan kita harus tahu, apa yang menjadi pelecut semangat kita, dan apa yang sudah tercapai di masa lalu kita, setidaknya itu bisa menjadi salah satu bagian dalam memelihara harapan kita. Dalam survei yang sama juga dituliskan "Apa yang Anda lakukan, atau apa yang memberi Anda harapan, ketika segala sesuatunya mulai terlihat suram?" Dengan lebih dari 3.000 tanggapan, jawaban yang paling umum adalah dengan melakukan“doa.” Secara tidak langsung ini menunjukkan bahwa doa dapat meningkatkan harapan dan optimisme, harga diri, dan kemampuan beradaptasi selama tantangan.

Biasanya, kalau soal doa muncul disertai dengan pertanyaan, kan saya tidak religius, bagaimana saya harus berdoa? Pada dasarnya tidak perlu menjadi religius untuk berdoa. Kalau mau dikatakan dengan jujur juga mungkin saya pun tidak religius-religius amatm hanya cobalah berdoa seakan-akan kita sedang berbicara, mencurahkan keluh kesah kita dengan pencipta kita, semacam "curhat". Biasanya setelah hal itu, kalau pengalaman pribadi saya akhrinya menjadi tenang dan kuat.

Kemudian berikutnya, ketika berbicara kegagalan dan menumbuhkan harapan, maka penting bagi kita untuk punya strategi alternatif. Mengapa? karena banyak yang menemukan hubungan antara harapan dan pemikiran kreatif yang dihasilkan dari strategi. Jadi, jika Anda berjuang untuk membuat kemajuan, buatlah daftar strategi yang belum pernah anda coba. Tidak apa-apa jika tampaknya tidak masuk akal. dan perlu kita ingat untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan, anda perlu berani dan adaptif. Anda hanya harus mau mencoba sesuatu yang bisa jadi gagal, dan gagal, dan gagal lagi.

Dan yang terakhir ini menurut saya benar-benar saya mengalaminya sendiri, saat tidak ada harapan, dan banyak kesulitan mendera, yaitu dukungan dari orang lain, baru beberapa minggu yang lalu saya berjumpa dengan teman saya satu universitas dulu yang kembali ke Pontianak, saling bercerita nostalgia, berbagi kebahagiaan, padahal teman kuliah saya itu sebetulnya sedang sama-sama antri ke dokter dan dia sedang sakit. Sadar, tidak sadar ketika kami mengakhiri obrolan tersebut tampak sekali di wajahnya senyum kebahagiaan, tidak seperti sebelum kami mengobrol tadi muram wajahnya.

Kini saya mengerti maksudnya sebuah ulan televisi yang menjelaskan bahwa cara otak kita terhubung, adalah ketika kita memberi harapan kepada orang lain, maka secara tidak sadar kita memperoleh kesenangan yang sama kuatnya ketika kita menerima harapan. Jadi, tetap semangat, Do not be afraid to elevate your expectations of yourself.

*)Ronald Anthony

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun