Mohon tunggu...
Ronald Anthony
Ronald Anthony Mohon Tunggu... Dosen - Penulis Lepas

Hanya seorang pembelajar yang masih terus belajar. Masih aktif berbagi cerita dan inspirasi kepada sahabat dan para mahasiswa. Serta saat ini masih aktif berceloteh ria di podcast Talk With Ronald Anthony on spotify.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saturday Morning #27 - "Topeng Palsu?"

28 November 2020   09:00 Diperbarui: 28 November 2020   09:04 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen: https://mydirtsheet.com/

Dokumen: https://mydirtsheet.com/
Dokumen: https://mydirtsheet.com/

Saya walaupun tak pernah merasakan secara langsung, tetapi dengan identitas saya sebagai seorang chinese atau tionghoa kerap kali jadi bahan olok-olokan. Saya ingat kalimat "Panggil dulu si cina datang" atau "Mana si mata sipit, lama kali jalannya", adalah dua hal yang pernah saya alami langsung. Bahkan, waktu Pilkada DKI 2017 yang lalu dengan bintang utamanya Pak Ahok, di kampus saja memanggil saya dengan nama "AHOK" tersebut tak terkecuali para dosen. Meskipun, gusar serta kerap kali menggerutu, saya berusaha sabar tapi sambil berkata juga dalam hati "Hmmm, kurang ajar, padahal bukan nama tionghoa saya". Wkwkwkwk, tapi ya sudahlah, daripada heboh lebih baik kalem.

Kisah soal film Get Out dan cerita-cerita soal sahabat-sahabat saya semakin membuka mata kita. Termasuk kejadian George Floyd di Amerika yang viral beberapa bulan kebelakang membuat kita juga menyadari bahwa rasisme baik itu berupa sikap atau omongan, merupakan tindakan yang kejam. Maka, ketika kebanyakan orang Indonesia menggerakkan tagar #blacklivesmatter, pertanyaan yang ingin saya lontarkan hanyalah satu coba kita semua berkaca pada diri kita sendiri, apakah kita juga sama rasisnya dengan mereka?, atau mungkin pertanyaanya dibalik Apakah hak yang kita punya dalam menghina dan mencerca orang berarti bahwa kita lebih baik dari mereka? 

Bisa jadi, kejadian di beberapa waktu yang lalu di kota besar di jawa merupakan puncak kemarahanya, tapi setelah itu lenyap lagi, atau mungkin, di tempat kita tidak ada kejadian yang bikin meletup lagi seperti kemarin. Tetapi, jangan salah hening dan diam bukan berarti baik. Karena bisa jadi ini bom waktu yang siap meledak kapan saja.

Maka daripada itu, penting diantara kita untuk saling memahami satu dengan yang lain utamanya berkaitan dengan membangun kebersamaan. Karena semakin hari semakin kita sadar bahwa memang perkembangan teknologi memberikan banyak kemudahan bagi manusia. Namun, kemudahan-kemudahan yang didapatkan itu malah menimbulkan kecurigaan, dan menjadikan segala sesuatu menjadi mudah untuk viral. Namun, kemudahan untuk viral ini yang kita tak sadari adalah akibat dari dunia maya yang menjelma menjadi sesuatu yang baru. Dan sudah jelas, cepat atau lambat akan terjadi pergeseran perilaku dalam bermedia sosial yang kemudian malah turut mengubah juga perilaku sosial kita dalam kehidupan nyata. 

Coba anda lihat rasanya sekarang mau menceritakan kisah hidupnya atau membagikan aktivitasnya sangat gampang sekali hanya perlu sekejap dengan sentuhan jari saja, maka semua dapat tahu. Nah barang tentu, perlu kedewasaan bagi kita pula untuk bermedia sosial, agar jangan sampai kita menjadi keblenger dan mulai lupa bahwa kita adalah mahluk sosial. Bayangkan saja, semua menjadi mudah dengan media sosial, yang jauh mendekat bahkan bisa jadi yang dekat menjadi jauh. Namun, jangan lupa itu via maya, banyak hal yang tak bisa digantikan atau diperbandingkan antara maya dengan kenyataan yang sesungguhnya.  Dan tak jarang banyak juga di dunia maya yang menunjukkinn kepalsuan, menutupi wajah sedih dengan ikon senyum atau tertawa ataupun mengekspresikan dengan kata-kata. 

So,  pada akhirnya kita sekarang harus sadar untuk berani terbuka pada diri sendiri dan tak membiarkan kepalsuan menghinggapi diri kita, lepaslah segala topeng kepalsuan agar anda bisa bebas berekspresi tanpa ada embel-embel kepalsuan dan tidak sekedar katak dalam tempurung yang hanya keluar aslinya pada saat tertentu saja. Oke Bro/Sis!

*)Ronald Anthony

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun