Chris Washington, seorang fotografer keturunan Afrika-Amerika yang berkulit hitam sudah berpacaran selama lebih kurang lima bulan dengan kekasihnya Rose Armitage yang berkulit putih. Mereka yang berencana membawa hubungan ini lebih serius bersepakat untuk mengisi akhir pekan ini dengan mengunjungi orang tua rose. Tetapi Chris sendiri punya rasa pesimistis di awal karena tahu kalau pertemuan ini akan menjadi sesuatu yang rumit dan sulit. Hal ini karena Rose belum pernah memberitahu ke orang tuanya Tuan dan Nyonya Jeremy  soal hubungan antar ras yang dijalaninya. Namun, rose meyakinkan chris bahwa orang tuanya tidak seburuk yang ia pikirkan. Buktinya saja Rose bisa mencintai dan menerima diri chris tanpa membedakan ras.Â
Walaupun masih ada keraguan, akhirnya Chris tetap setuju untuk mengisi akhir pekannya dengan menemui keluarga Rose. Awal perjalanan saja ada kejadian tak terduga terjadi pada mereka, karena rose kemudian menabrak sesuatu yang menyebabkan ada kijang yang meninggal. Chris sendiri punya firasat tak enak soal ini dan seakan menjadi pertanda bagi Chris agar tidak datang ke rumah keluarga Rose. Meskipun demikian, chris tidak mau membuat kecewa Rose, maka Chris akhirnya tetap melanjutkan perjalanan ke sebuah rumah yang letaknya cukup terpencil di tepi danau.Â
Setibanya disana, sambutan keluarga rose di awal ternyata membuat chris terkesan, sikap keluarganya yang baik dan pemikirannya yang terbuka menjadikan chris semakin yakin akan perbedaan hubungan antar ras ini. Apalagi ditambah mereka mengadakan pertemuan keluarga besar berupa pesta yang mereka lakukan. Namun, sikap terbuka keluarga besar ini yang kemudian pada akhirnya menimbulkan kekhawatiran pada diri chris. Menjadi orang kulit hitam satu-satunya di pesta itu dan menjadi pusat perhatian membuat chris menjadi canggung dan sedikit paranoid berada di dalam kondisi seperti demikian.
Kejadian-kejadian yang chris alami membuatnya semakin merasa tak nyaman. Banyak hal-hal tak terduga terjadi padanya. Awalnya chris merasa ada sesuatu yang disembunyikan Rose dan keluarganya. Namun dengan pandainya, Rose menepis semua anggapa tersebut dan memberi romantisme yang manis kepada Chris, dan lagi-lagi ini membuat chris kembali luluh. Namun, satu ketika ada satu kejadian yang membalikkan semuanya. Rahasia soal keluarga rose dan semua sikap terbuka yang terkesan aneh ditunjukkanya membuat chris merasa ingin cepat-cepat keluar dari rumah keluarga Rose.
Wkwkwk, jangan bingung dulu bagi anda yang mulai bingung dan bertanya. Cerita-cerita di atas adalah penggalan dari sebuah film yang berjudul Get Out (Keluar), yang keluar di bioskop pada 2017 yang lalu. Film cukup menyita perhatian publik bahkan beberapa kritikus memberikan rating 9.5/10 dari film ini. Get Out ini sendiri menampilkan bintang kulit hitam yaitu Daniel Kaluuya dan peran kekasih dalam film tersebut Allison williams.
Apa yang terjadi kemudian pada diri chris dan rose? Saya ingin membuat anda penasaran maka tak ingin menulisnya lebih lanjut. Biar anda nonton saja, Hal ini tentu bukan dikarenakan saya ingin membuat sebuah tulisan bersambung dengan beberapa part ya, tapi karena cerita yang saya ceritakan di atas sudah ada film lengkapnya dengan judul "Get Out" besutan Jordan Pelle.
Sama sebetulnya, film Get Out ini sendiri adalah juga hasil rekomendasi dari seorang teman yang kemarin juga merekomendasikan saya untuk menonton film Downsizing yang minggu lalu saya ulas di Saturday Morning. Semula saya mengira film Get Out ini sendiri bercerita tentang Rasisme yang terjadi di Amerika Serikat karena pacaran berbeda warna kulit. Ternyata, film ini adalah kisah rasisme yang dibalut dengan horor.
Mengikuti kisah si pemeran utama Daniel Kaluuya, saya seperti diajak ke cerita-cerita jaman saya kuliah dulu, walaupun isu rasisme tak sekentara di Amerika, tapi saya pikir cukup berdampak kepada sebagian orang. Saya ingat betul beberapa tahun silam ada stereotip berupa perlakuan yang berbeda yang dilakukan kepada orang-orang yang dalam tanda kutip berbeda ras dan warna kulitnya.
Contoh sederhana saja, "Orang ***** dilarang kost disini" atau "maaf tidak menerima orang *****". Saya tak bermaksud demikian namun beginilah faktanya. Saya termasuk orang cukup keras menentang hal ini bahkan sempat beberapa kali berjumpa dengan teman yang dimaksud diatas mereka selalu menyampaikan "Ya Begitulah, akibat kelakuan orang yang lebih dahulu dari kami, kami terpaksa menanggung imbasnya" Susah Tak Karuan. tuturnya..