Mohon tunggu...
Ronald Anthony
Ronald Anthony Mohon Tunggu... Dosen - Penulis Lepas

Hanya seorang pembelajar yang masih terus belajar. Masih aktif berbagi cerita dan inspirasi kepada sahabat dan para mahasiswa. Serta saat ini masih aktif berceloteh ria di podcast Talk With Ronald Anthony on spotify.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saturday Morning #6: "Kala Demam Korea Melanda"

4 Juli 2020   09:00 Diperbarui: 4 Juli 2020   09:04 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber: pixabay.com
Sumber: pixabay.com

Edisi Saturday Morning kali ini bukan merupakan sebuah informasi yang menunjukkan bahwa muncul penyakit baru yang disebut demam korea ya. Demam korea ini saya tuliskan karena sudah hampir 2 minggu ini kami di rumah sedang heboh, bukan karena suatu hal atau pertengkaran yang terjadi dalam keluarga kami. Tetapi, karena 2 minggu ini di rumah sedang heboh untuk menonton film korea yang juga tampaknya  sedang digandrungi oleh berbagai macam usia di Indonesia.

Tiap menit, tiap jam, tiap waktu setiap ada waktu luang di keluarga kami menontonlah film "DRAKOR" atau drama korea. Apalagi, sejak salah satu stasiun tv swasta memutarkan film korea setiap pagi dan malam praktis kami di rumah juga turut serta dalam menonton tayangan tersebut apabila waktunya luang.

Ada wajarnya menyaksikan tayangan korea setidaknya itu menurut pandangan saya, selain tokoh pemerannya yang  ganteng dan cantik, alur cerita yang menarik dan tidak membosankan juga kerap kali digunakan sebagai alasan untuk menonton drama korea. Saya mafhum yakin sinetron di Indonesia terkadang ceritanya itu-itu saja dan alurnya mudah ketebak.

Saya, terakhir menyaksikan sinetron kala sinetron cinta fitri diputar dan hampir semua season tidak pernah saya  lewatkan. Sayangnya setelah itu saya lebih banyak puasa menyaksikan tayangan televisi. Televisi di rumah hampir tidak pernah saya sentuh karena kemajuan teknologi membuat saya ketika waktu luang lebih banyak menyaksikan melalui streaming di platform youtube. Selain, yang saya sebutkan diatas drama korea ternyata juga banyak pesan moral yang dapat kita ambil, seperti poster a taxi driver yang barusan saya tunjukkan ternyata banyak sekali dapat kita ambil pesan moralnya terutama ketika dikaitkan dengan kondisi negara korea pada era dekade 80-an.

Praktis, saya lebih banyak melakukan kegiatan hiburan saya di youtube ketimbang jalur konvensional via televisi. Namun, ternyata menyaksikan tayangan via youtube juga bisa  berakibat  fatal.

Saya, adalah salah satu orang yang menggemari acara Tonight Show yang dipandu Vincent, Desta, Hesti, dan Enzy dan praktisnya saya lebih banyak menyaksikan tayangan mereka via youtube selain karena saya yang memang bekerja hingga larut malam, tetapi juga karena dari sisi praktisnya saya bisa sambil mengerjakan pekerjaan yang lain (ini karena saya membuka youtube di browser laptop).

Maka ketika acara tonight show sempat vakum beberapa waktu yang lalu, saya cukup terenyuh menyaksikan fakta bahwa rating mereka jeblok lantaran salah satu lembaga yang biasa merating tayangan yang disebut nielsen hanya merating melalui orang yang menyaksikan melalui tayangan televisi dan itupun masih dibatasi lagi dengan kemudian menyaksikan tayangan televisinya tidak melalui parabola atau receiver. Hah, artinya penonton ratusan ribu yang biasa live streaming untuk menyaksikan tayangan tonight show via jejaring youtube tidak masuk hitungan dalam rating suatu program acara tv.

Terlanjur kecewa saya menyaksikan fakta ini dan agaknya terlalu naif membandingkan kualitas acara dengan jumlah penonton. Setidaknya, itu dalam pandangan saya menjadi tidak compatible untuk dibandingkan.

Saya pernah bertemu dengan salah satu kreatif dari industri media terbesar di tanah air medio 2019 yang lalu, dan saya ingat  betul kata yang beliau sampaikan kala kami membahas soal rating,

"Coba lu pikir acara di tv gue harus berakhir cuma gara-gara share penontonnya rendah, padahal kalau yang komen atau like di youtube ajubile bukan main banyaknya ". dan saya ingat betul dia berusaha mati-matian untuk terus berpikir keras bagaimana caranya agar acaranya tetap menarik untuk ditonton.

"Menarik untuk ditonton sudah pasti, tapi harus ditonton di televisi ya dan bukan juga melalui parabola atau receiver". Karena ternyata rating televisi juga ternyata dihitungnya dari yang ditonton di televisi antena buakan dari parabola atau receiver.

Sampai sekarang pun saya masih berkeyakinan dari satu drama korea berganti ke drama korea yang lain tujuan akhirnya adalah bagaimana sebuah stasiun televisi meningkatkan share penonton menjadi banyak. Tetapi sekali lagi negara gingseng penuh dengan pesona dalam tayangan televisinya. Setidaknya teman saya yang juga merupakan seornag kreatif televisi juga turut memberikan pandangannya bahwa sebetulnya drama korea pada akhirnya tidak hanya dimiliki atau ditonton oleh warga korea saja tetapi juga seluruh warga dunia yang memang mengandrungi itu.

Obrolan soal drama korea tidak hanya terjadi di lorong-lorong setiap ruang keluarga saja. Bahkan, dalam kelas pun saya acap kali mendengar mahasiswa yang juga turut serta membahas tentang korea. Mungkin, memang benar kita dari dalam negeri kehabisan stok drama yang bermutu ataukah masyarakat kita mulai bisa memilih tayangan mana yang hendak disaksikannya. Apapun itu sekarang drama korea  juga gampang kita saksikan tidak hanya televisi platform sejenis youtube ataukah aplikasi seperti viu, vidio dan sebagainya juga bisa digunakan dalam menyaksikan drama korea.

Setidaknya, demam korea yang sudah melanda Indonesia jauh sebelum pandemi ini terjadi akan terus terjadi dan bahkan mungkin akan sangat mendunia lagi apabila kondisi ini terus berlanjut. Tentunya, yang terakhir saran saya kepada anda agar juga mencari posisi yang nyaman dalam menonton drama korea karena waktunya pasti sangat panjang. Oleh karena itu sembari tulisan ini selesai, dan mumpung hari sabtu yang sangat lowong ini saya juga mohon pamit untuk kembali menyaksikan drama korea yang belum selesai saya tunaikan karena terlanjur mengantuk tadi malam.

Salam K-popers

*)Ronald Anthony

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun