Mohon tunggu...
Ronald Anthony
Ronald Anthony Mohon Tunggu... Dosen - Penulis Lepas

Hanya seorang pembelajar yang masih terus belajar. Masih aktif berbagi cerita dan inspirasi kepada sahabat dan para mahasiswa. Serta saat ini masih aktif berceloteh ria di podcast Talk With Ronald Anthony on spotify.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saturday Morning #4 - "Waras di Tengah Pandemi"

20 Juni 2020   09:14 Diperbarui: 20 Juni 2020   09:18 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia sekarang berubah dengan sangat cepat, kondisi pandemi memaksakan kita semua harus berada di rumah saja. Walaupun, saya tetap harus berangkat ke kantor untuk bertemu atau sekedar bercengkerama dengan kolega. Ah, saya terlampau malas untuk bercerita soal pandemi karena lebih banyak pusingnya. 

Pusing karena banyak urusan pekerjaan yang terbengkalai, pusing karena banyak jadwal-jadwal yang  harus diubah secara online, dan lebih pusing lagi setoran menurun drastis. Itulah sederet kepusingan saya melihat pandemi ini. Walaupun gaung "New Normal" digaungkan tapi tampaknya masyarakat kota ini tetap saja beraktivitas seperti biasa.

Pandemi yang berlangsung selama lebih kurang 3 bulan banyak yang membuat orang tersadar bahwa quality 

Mari kita tingalkan sejenak, bicara pandemi terlalu sering terlampau membuat saya menjadi sinis melihat kelakuan warga kita yang susah diatur namun takut kalau terkena. Pandemi yang terjadi saat ini membuat saya banyak memutar  otak mencari cara agar aktivitas saya bisa terisi selain bekerja sehingga pada akhirnya harapan saya  agar aktivitas di rumah menjadi tidak membosankan. 

Media sosial masa kini banyak memberikan kemudahan kepada  masyarakat sekarang. Mulai dari Resep Masakan praktis yang bisa dilakukan di rumah, Tips Foto yang instagramable selama di rumah, jalan-jalan virtual, bahkan sampai aplikasi tik-tok juga menjadi idola saat ini untuk mengusir rasa bosan .

Hal ini pun dapat kita konfirmasi dari dari hasil penelitian yang dilakukan American Psychiatric Association (APA) bahwa lebih dari sepertiga responden (36%) mengatakan pandemi Covid-19 berdampak serius pada kesehatan mental mereka, dan 59% menjawab efeknya cukup berat pada kehidupan sehari-hari. 

Lebih dari sepertiga responen (36%) mengatakan pandemi Covid-19 berdampak serius pada kesehatan mental mereka, dan 59% menjawab efeknya cukup berat pada kehidupan sehari-hari. Dari fakta-fakta yang kita lihat tadi sehingga menjadi wajar untuk mencari sebanyak-banyaknya aktifitas agar anda tidak menjadi stress karena pandemi ini benar-benar membuat kita banyak merenung di rumah.

Senada dengan hal tersebut diatas, tingkat stress saya selama masa pandemi ini juga meningkat secara tajam. Saya mencoba berbagai aktivitas mulai dari bersepeda, kuliner masak-masakan, nonton series. Namun ternyata, saya belum menemukan yang pas dalam membuat saya enjoy menjalani hari-hari karantina ini. 

Sampai akhirnya, beberapa minggu yang lalu teman saya merekomendasikan sebuah aktivitas yang tampaknya cukup menarik untuk saya jalankan yaitu melukis. Saya mencoba aktivitas melukis tersebut dan ternyata lumayan untuk membunuh waktu yang panjang selama pandemi ini. Ketika, saya bergabung ternyata banyak sekali yang ikut serta dalam kelas melukis 500 orang dalam sekali melukis.

Lakon di tengah pandemi harus membuat kita kreatif dan serba inovatif sebab banyak resolusi yang tercipta di tahun 2020 ini sedikit harus direvisi menyesuaikan kondisi. Terkadang, kita harus menyadari "manusi berencana, tapi Tuhanlah yang menentukan". Banyak cara dan alternatif yang sedang dipikirkan dan bersiap menghadapi kondisi pandemi ini. 

Barangkali betul yang diungkapkan Yuvel Noah Harari dalam tulisannya the world after coronavirus yaitu "Umat manusia saat ini sedang menghadapi sebuah krisis global. Barangkali krisis terbesar yang terjadi pada generasi kita. Keputusan yang dibuat oleh masyarakat dan pemerintah beberapa minggu berikutnya akan membentuk dunia beberapa tahun berikutnya".

Yang jelas tulisan Yuvel Noah Harari benar-benar membuka mata saya untuk pentingnya "KOLABORASI" baik secara lintas global atau regional bahwa sebagai sebuah negara dalam percaturan global kita juga harus terbuka dan berkenan untuk bertukar informasi terkait pandemi ini  dan rasanya perlu  juga kerendahan hati dari para negara dalam meminta saran kepada negara  lain, serta harus bisa belajar mempercayai data dan wawasan yang diperoleh dari negara lain. 

Hal ini sungguh-sunguh harus negara-negara perhatikan jika ingin menyelesaikan pandemi ini. Seraya itu, marilah berdoa untuk keselarasan bumi agar segera pulih dan berdoa agar kita sama-sama waras dalam menjalani kehidupan kita di tengah  masa karantina ini. 

Mengakhiri tulisan ini saya mencoba membagikan gambar-gambar yang saya buat pada masa pandemi ini. Mudah-mudahan dengan aktivitas melukis ini bisa menjaga saya tetap waras  di tengah tekanan pekerjaan yang menumpuk akibat kebijakan karantina di rumah ini. Serta, yang paling penting mudah-mudahan anda juga bisa merasakan ketika melihat lukisan

koleksi pribadi
koleksi pribadi
koleksi pribadi
koleksi pribadi
koleksi pribadi
koleksi pribadi
koleksi pribadi
koleksi pribadi
koleksi pribadi
koleksi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun