Mohon tunggu...
Ronald Anthony
Ronald Anthony Mohon Tunggu... Dosen - Penulis Lepas

Hanya seorang pembelajar yang masih terus belajar. Masih aktif berbagi cerita dan inspirasi kepada sahabat dan para mahasiswa. Serta saat ini masih aktif berceloteh ria di podcast Talk With Ronald Anthony on spotify.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Saturday Morning #3 - "Hati-Hati Baca Media, Coba Cek Kebenarannya"

13 Juni 2020   09:00 Diperbarui: 13 Juni 2020   10:10 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Sekali lagi, media sangat berperan besar dalam insiden ini dan narasi-narasi yang dipakai adalah narasi rasialis yang tentunya menyulut kemarahan masyarakat. Kesan yang seharusnya diberitakan mengenai "Polisi yang melakukan tindakan berlebihan ketika melakukan penangkapan dan menyebabkan tewasnya seorang kriminal" malahan menjadi narasi yang bunyinya seperti "Seorang Polisi berkulit putih dan rasis  serta membenci dan membunuh warga berkulit hitam". 

Coba, anda lihat perbedaan dua narasi tersebut, emosi yang didapat sungguhlah berbeda. Maka, menurut hemat saya hati-hati dalam menulis suatu pemberitaan agar jangan sampai malah menyulut emosi si pembaca. Karena, seringnya pembaca hanya langsung membaca saja tanpa melihat atau mengecek fakta yang sesungguhnya.

Menutup cerita ini saya ingin berbagi kisah berkaitan dengan ini, dua  orang mahasiswa yang saya nilai cukup kritis dalam menilai suatu kasus kemudian ketika berita ini sangat heboh mengirimkan kepada saya suatu Instagram TV (IGTV) melalui dm kepada saya isu rasisme di Indonesia dan menuliskan suatu tulisan yang begitu membuat saya bergetar " Akhir-akhir ini banyak thread yang muncul cerita soal rasisme. 

Kemarin saya baca ada seorang supir online yang berasal dari satu daerah di Indonesia yang menghebohkan beberapa bulan yang  lalu, tapi tidak berani masuk mall karena pernah diusir dan dibilang mohon maaf mirip monyet. Sampai-sampai dia merasa insecure sir dan cuma bisa di rumah, dan ke tempat yang tidak ramai saja. 

Yang kemudian dibalas oleh mahasiswa saya yang satunya bahwa "Kita terlalu sibuk mengurus negara lain. Padahal, isu itu juga masih harus mendapatkan perhatian tidak hanya oleh segenap elemen masyarakat saja tetapi oleh pemerintah". Jangan teriak-teriak untuk negara lain tetapi bersuaralah juga untuk isu tersebut bagi bangsa ini. Karena, pada hakikatnya kita sama di mata sang empu-Nya kehidupan.

Tapi, pada akhirnya tulisan ini dibuat bukan untuk membela siapapun atau menyudutkan salah satu pihak, atau berusaha menjudge yang benar dan yang salah. Silahkan itu semua  kembali ke penilaian pribadi anda masing-masing dalam menilai kasus ini. Yang jelas saya juga berusaha menyampaikan sudut pandang dari sisi saya.

Salam Hati-Hati

*)Ronald Anthony

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun