Mohon tunggu...
Ronald Anthony
Ronald Anthony Mohon Tunggu... Dosen - Penulis Lepas

Hanya seorang pembelajar yang masih terus belajar. Masih aktif berbagi cerita dan inspirasi kepada sahabat dan para mahasiswa. Serta saat ini masih aktif berceloteh ria di podcast Talk With Ronald Anthony on spotify.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saturday Morning #2 - "Dilema Covid-19"

6 Juni 2020   08:56 Diperbarui: 6 Juni 2020   08:48 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu, 6 Juni 2019 - Sabtu pertama bulan juni

Halo Semua, senang rasanya bisa kembali menyapa anda dalam saturday morning edisi ini. Rasanya kalau saya tidak salah menghitung berarti sudah hampir 3 bulan kita berada di dalam rumah berusaha mengarantina diri agar  terhindar dari Virus Corona ini. Perkembangan terakhir di daerah saya sudah 100-an orang yang positif dan belum ditambah lagi dengan PDP dan sebagainya. Minggu lalu saya mengajak anda menjadi seorang yang pemberani dan menjadi garda terdepan dalam penanganan  virus ini.  Tetapi, minggu ini saya mengajak anda sedikit berpikir soal dilema efek yang ditimbulkan dari virus covid ini.

Dalam minggu-minggu ini banyak sekali yang menghubungi saya dan mengabarkan mereka banyak yang kemudian resign dari pekerjaanya. Karena, status kepegawaiannya tidak jelas mereka tidak menerima kompensasi apa-apa. Sebut saja, nama orang ini adalah si "A" seorang mahasiswa di kelas saya dan juga merupakan pekerja kantoran yang sudah bekerja sambil kuliah selama kurang lebih 5 tahun di sebuah industri yang bergerak di bidang jasa pariwisata menyediakan penginapan. 

Memasuki kondisi seperti ini tentunya pelaku usaha yang bergerak di bidang jasa pariwisata juga tak luput dari dampak tersebut. A yang notabene merupakan pekerja kantoran tersebut adalah merupakan karyawan tetap. Tetapi, kemudian perlakuannya tidak seperti karyawan tetap tidak ada gaji pokok, bahkan ia harus terpaksa menyediakan diri dengan alasan "dirumahkan" tanpa gaji dan tanpa status. Kalaupun ia  ingin masuk, maka ia harus bergantian dengan karyawan yang lain dan harus berpuas diri menerima gaji hanya 25% dari gajji biasanya. Maka, risaulah hati si pemuda ini, sudah-lah menjadi tulang punggung keluarga  nyatanya kondisi malah terjadi seperti ini.

Kegusaran hati si pemuda tadi juga akhirnya ia jawab dengan memutuskan untuk berhenti dari industri jasa pariwisata tersebut atau dengan kata lain resign.  Serta, sudah dapat ditebak tanpa ada kompensasi sedikitpun dari perusahaan tempatnya bekerja karena ia dianggap mengundurkan diri. 

Lalu, ketika ditanya apakah dia akan kerja di tempat lain, ia masih belum tau. Bahkan, rencana serta mimpinya untuk bekerja di Australia juga kemungkinan besar batal karena kondisi-kondisi yang  belum stabil ini. Hal ini tentu tidak dialami oleh pemuda itu  saja, dari data Kementerian Ketenagakerjaan yang dikutip dari CNBC Indonesia bahwa ada 3,05 juta pekerja yang terdampak virus corona. Bahkan, diperkirakan apabila virus corona akan terus meluas diperkirakan ada sebanyak tambahan pengangguran sejumlah 5,23 juta jiwa.

Banyak Faktor yang sebetulnya menyebabkan banyak PHK terjad, dari beberapa pengusaha yang saya temui, Pak Hasyim salah seorang pengusaha kuliner mengatakan bahwa situasi bisnis yang tak menentu membuat mereka harus mengambil tindakan tersebut. Bahkan, menurut mereka pengurangan besar-besaran ini  sebagai bahan efisiensi sumber daya yang mereka punya dan sebagai kesempatan untuk menutup usaha  yang selama ini tidak berjalan dengan baik. 

Namun, beberapa pengusaha juga mengatakan di tengah ketidakpastian ini mereka juga menjadi takut untuk membuka bisnis. Lain pak alex, lain lagi pak riki seorang pengusaha jasa barbershop yang juga mengalami hal yang sama. Penurunan pendapatan sangat tajam terjadi.  Bahkan, dari 4 cabang yang beliau punya. beliau harus merelakan masing-masing outlet hanya  punya 1 tukang potong rambut.

Belajar dari  sini, lengkaplah dilema Covid-19 ini  mulai dari pekerja dan pengusaha yang terdampak akan bisnis dan pekerjaanya, para mahasiswa yang mulai gusar dengan kuliah online, sampai para siswa-siswi yang harus menjalani Ujian akhir semester dengan berbasiskan online. 

Kondisi ini sudah seharusnya kita pahami sebagai bagian dari ikhtiar bersama untuk menanggulangi Virus  ini supaya tidak menjadi berkepanjangan. Kegusaran anda dan saya  mudah-mudahan cepat berakhir. Serta, pada akhirnya marilah kita bersama-sama menyongsong era new normal yang mulai akan diberlakukan. Tentu kita berharap era new normal tidak membuat orang menjadi kebablasan seenaknya saja tetapi menjadikan orang lebih waspada sambil tetap menjalankan aktivitas seperti biasa.

Untuk "A", Mahasiswa sekaligus merupakan salah seorang yang terdampak pandemi ini. Tetap semangat, ada sisi positif dari semua kejadian ini mungkin anda disuruh fokus mengerjakan skripsi anda agar cepat selesai. Seraya, anda juga mencari  jalan keluar untuk mengatasi krisis yang anda alami ini. Semoga segera ada penyelesaian terhadap diri anda dan bawalah pasarah anda kepada sang pemilik cipta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun