Perbaikan berkesinambungan tak mungkin terjadi tanpa adanya kerja sama baik antar semua pemangku kepentingan.
Hal terakhir yang tidak kalah penting adalah berkesinambungan. Pergantian menteri atau bahkan presiden tidak menyebabkan adanya kemunduran kualitas pelayanan jemaah haji. Hal yang baik dilanjutkan, hal yang masih buruk diperbaiki.
Jika tiga hal ini  diterapkan pada manajemen NKRI akan menyelesaikan banyak hal. Hal pertama semangat gotong royong mengurus rakyat Indonesia akan membantu menghilangkan ego sektoral. Ego sektoral yang menyebabkan pembentukan begitu banyak peraturan dan juga terindikasi tumpang tindih serta terkadang saling bertentangan.
Ego sektoral yang juga menyebabkan banyak masalah tak terselesaikan, karena para pemangku kepentingan tak ada yang mau mengalah.
Penerapan Kaizen dalam manajemen NKRI, sesuatu yang terlihat sulit tetapi diperlukan. Perbaikan berkesinambungan yang bisa dilakukan pada hal-hal kecil sehingga tak terlampau sulit sehingga pada akhirnya hal besar juga otomatis akan menjadi lebih baik. Hal besar yang pastinya akan terdiri dari hal-hal kecil.
Sebagai contoh dalam pembayaran pajak kendaraan bermotor. Untuk apa dibutuhkan pengisian formulir dan foto kopi BPKB, STNK dan KTP jika semua data kendaraan bermotor sudah digital? Sebenarnya dengan menunjukkan semua dokumen asli dan pencocokan antara KTP pemilik dan orang yang membayar pajak kendaraan sudah cukup. Hal yang mungkin bisa diperbaiki untuk menghemat kertas, penghematan yang bisa membantu menjaga kelestarian hutan.
Kesinambungan adalah hal yang sangat penting dalam manajemen NKRI. Jangan ada lagi ganti pemimpin, semua kebijakan atau program pemimpin lama dihapus walaupun sudah terbukti baik untuk rakyat. Padahal seharusnya dilanjutkan, kebijakan yang masih buruk yang harus dihapus atau diperbaiki.
Para pemangku kepentingan manajemen NKRI mungkin bisa belajar dari penyelenggaraan haji. Mengambil hal baik agar Indonesia semakin cepat berkembang menjadi negara maju dan tidak mundur maju. Di sisi lain juga perlu kesadaran agar tak mengambil hal buruk seperti korupsi yang masih menginfeksi penyelenggaraan haji di masa lalu, walaupun haji adalah ibadah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H