Apakah saya terinfeksi Covid-19? Mungkin itulah yang ada di dalam benak kita di waktu wabah ini. Baik di benak orang yang tidak mengalami gejala Covid-19. Apalagi bagi yang mengalami batuk dan demam, gejala paling umum Covid-19 ditambah dengan sesak nafas.
Dengan semakin banyaknya gejala yang dikaitkan dengan Covid-19, kemungkinan besar ketika kita mengalami gejala tersebut seperti kehilangan daya penciuman atau ruam di kaki. Kita akan bertanya, apakah saya terinfeksi Covid-19?
Pengalaman Pribadi
Pada sekitar awal Maret 2020 saya sendiri sempat mengalami batuk dan demam. Tetapi bisa teratasi dalam waktu sekitar seminggu dengan mengonsumsi obat batuk dan demam.
Selama masa itu saya mengurangi keluar rumah dan menghindari pertemuan keluarga yang seharusnya saya hadiri.
Akhir April 2020, Ibu saya mengalami sakit yang cukup parah sehingga harus dirawat di rumah sakit (RS). Hbnya turun hingga di bawah 5, setelah transfusi 6 kantong darah dan dirawat selama seminggu akhirnya diperbolehkan pulang.
Saya yang menemani selama di RS merasa takut dan mungkin sudah dalam taraf sedikit paranoid. Terlebih lagi kebiasaan merokok menyebabkan saya harus sering turun ke luar RS. Naik lift yang mungkin saja ada pasien Covid-19 yang belum terkonfirmasi. Terlebih lagi melihat ruang IGD yang menambah sekat khusus untuk antisipasi wabah.
Ketika kami tiba di Instalasi Gawat Darurat (IGD) pun suasana sudah berbeda dengan masa sebelum wabah. Dokter dan perawat RS semua menggunakan APD dan karena Ibu saya ada sedikit batuk maka kami diharuskan untuk melalui penapisan lapis dua. Penapisan yang ditujukan bagi pasien yang dicurigai terinfeksi.
Hasilnya cukup baik, tidak terindikasi Covid-19 (tanpa rapid test atau PCR) hanya hasil observasi dan pemeriksaan dokter. Sehingga bisa masuk ruang perawatan umum.