Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

PHK atau Tidak PHK?

11 Mei 2020   08:26 Diperbarui: 12 Mei 2020   05:09 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PHK atau tidak PHK? Sebuah pertanyaan yang mungkin terlambat untuk diajukan kepada para pengusaha. Mengingat di Indonesia sendiri sudah sekitar dua juta orang terkena PHK menurut kementerian ketenagakerjaan. Di Amerika Serikat lebih dahsyat lagi puluhan juta orang sudah di PHK akibat wabah Covid-19.

Pengurangan Biaya

Wabah Covid-19 yang belum ditemukan obat ataupun vaksin menyebabkan banyak orang yang terpaksa atau tidak mengurangi kegiatannya. Pengurangan kegiatan yang pasti akan mengurangi kegiatan ekonomi.

Bagi kegiatan yang tidak memiliki izin khusus atau tak termasuk kegiatan vital harus menutup kegiatan usaha. Bagi yang bisa buka pun tak bisa dinafikan bisa juga mengalami penurunan penjualan.

Berkurangnya pemasukan menyebabkan banyak pengusaha yang harus mengurangi biaya agar tidak mengalami kerugian.

Memang banyak biaya yang berkurang jika penjualan berkurang. Namun di sisi lain ada biaya yang saat banyak atau sedikit penjualan tetap harus dikeluarkan (fixed cost). Salah satunya adalah biaya karyawan. Sehingga tak sedikit pengusaha yang mengambil jalan pintas untuk mengurangi biaya yaitu dengan melakukan PHK terhadap karyawan.

Biaya rekrut dan pelatihan

Pengusaha sering lupa bahwa untuk merekrut karyawan juga membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Belum lagi, jika sang karyawan baru membutuhkan pelatihan yang juga membutuhkan waktu dan biaya.

Walaupun sang karyawan baru sudah ahli dalam melakukan pekerjaannya, penyesuaian diri terhadap pola kerja dan budaya perusahaan tetap dibutuhkan. Ini juga membutuhkan waktu dan biaya (gaji saat karyawan belum bisa optimal dalam bekerja).

Berapa banyak waktu dan biaya yang harus disiapkan?

Kecepatan

Wabah Covid-19 menyebabkan banyak orang terpaksa untuk mengurangi kegiatan ekonomi. Mall dan restoran banyak yang terpaksa ditutup paksa karena wabah.

Sedangkan sekitar 20 sampai 30 persen penduduk di Indonesia, saya yakin masih memiliki uang lebih. Uang yang biasanya digunakan untuk makan, berbelanja, berjalan-jalan dan lainnya.

Uang yang sekarang terpaksa disimpan karena banyak tempat yang dipaksa tutup. Keterpaksaan yang belum tentu mudah untuk diterima. Sehingga kemungkinan begitu wabah Covid-19 mereda maka banyak keinginan yang sebelumnya terpaksa ditahan akan dicoba untuk dipenuhi. Bagai bendungan yang baru dibuka pintunya. Air akan mengalir deras walau belum tentu sederas sebelum wabah.

Baca "Bendungan juga sekali-kali harus dikurangi airnya"

Terbukanya bendungan ini hanya bisa dimanfaatkan oleh pengusaha yang siap untuk bergerak cepat ketika wabah Covid-19 mereda.

PHK atau tidak PHK?

Semua balik ke pemikiran dan keputusan masing-masing. Namun merumahkan karyawan dengan pemotongan gaji mungkin akan lebih baik. Karena kecepatan dalam membuka kembali usaha akan sangat berpengaruh ketika wabah mereda.

Kurang cepat dalam kembali berusaha akan bisa menyebabkan kehilangan kesempatan dan pelanggan. Kehilangan yang tidak mudah untuk diraih kembali.

Salam

Hanya sekadar renungan bagi pengusaha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun