Boeing 737 Max sampai hari ini belum memperoleh sertifikasi terbang kembali setelah jatuh di Indonesia dan Etiopia yang memakan korban 346 jiwa. Kembali terjadi, Boeing 737 menemui masalah keamanan.
Jika pada Boeing 737 Max ditemukan masalah pada perangkat lunak MCAS (Maneuvering Characteristic Augmentation System). Sebuah sistem yang dirancang untuk mengatasi masalah kemungkinan terjadinya aerodynamic stall (pesawat kehilangan daya angkat), akibat perubahan letak mesin pada generasi Boeing 737 Max.
FAA (Federal Aviation Administration) atau biro penerbangan Amerika Serikat (AS), baru-baru ini menemukan adalah retak struktural pada pesawat Boeing 737 generasi sebelum Max yaitu Boeing 737 NG (Next Generation).
Retak struktural ini ditemukan saat FAA memerintahkan pemeriksaan sekitar seminggu yang lalu. Menurut Boeing ada sekitar 810 pesawat yang diperiksa dan keretakan ditemukan pada 38 pesawat atau sekitar 5 persen dari total pesawat yang diperiksa.
Retak ini ditemukan pada "Pickle Fork", sebuah komponen pada badan pesawat yang berfungsi untuk membantu melekatkan sayap ke badan pesawat. Masalah ini pertama kali ditemukan ketika beberapa pesawat sedang diubah fungsi dari pesawat penumpang menjadi pesawat barang.
Boeing melaporkan adanya temuan ini kepada FAA yang langsung memerintahkan pemeriksaan pada 810 pesawat Boeing 737 NG.
Boeing 737 NG terdiri dari beberapa jenis yang dinamakan 737-700, 737-800 and 737-900. Ada sekitar 6800 pesawat jenis ini yang digunakan oleh maskapai penerbangan dunia termasuk Indonesia.
Boeing mengatakan bahwa perbaikan masalah keamanan ini jauh lebih mudah dibandingkan dengan perbaikan 737 Max. Tetapi belum bisa memberikan jangka waktu yang dibutuhkan untuk bisa membuat pesawat yang bermasalah ini terbang kembali.
FAA memberikan perintah kepada maskapai untuk memeriksa pesawat Boeing 737 NG yang telah melakukan 30 ribu kali penerbangan. Maskapai AS memiliki waktu satu tahun untuk memeriksa pesawat yang telah melakukan minimal 22.600 penerbangan. Bahkan pesawat yang belum melakukan penerbangan sebanyak itu tetap harus diperiksa setelah melakukan 1.000 penerbangan tambahan setelah 3 Oktober 2019.
Pada umumnya di AS, pesawat tipe ini melakukan kurang lebih 1200 sampai 1500 penerbangan per tahun.
Otoritas di Indonesia sebaiknya melakukan tindakan pemeriksaan demi keamanan penerbangan nasional. Mengingat pesawat Boeing 737 NG cukup banyak digunakan maskapai nasional.
Referensi: CNN.com
Salam
Hanya Sekadar Berbagi
Ronald Wan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H