Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

50 Tahun PB Djarum Dirayakan dengan Tudingan Eksploitasi Anak

10 September 2019   14:13 Diperbarui: 10 September 2019   14:27 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lius Pongoh di audisi PB Djarum Purwokerto (Kompas.com)

Jika bukan kecintaan kepada olah raga bulu tangkis PB Jaya Raya sudah dibubarkan Ciputra.

Jadi ketika yayasan Lentera Anak dan KPAI menanyakan tentang bakti negeri PB Djarum, adalah hal yang wajar jika mereka tersinggung. Walau menurut Kak Seto, PB Djarum seperti anak kecil.

Anak kecil yang sudah menghasilkan sekian banyak atlet berprestasi internasional. Anak kecil yang mungkin sudah menghabiskan dana ratusan miliar selama 50 tahun.

Perubahan nama PB Djarum

Ketika Anda sudah mendidik atlet selama 50 tahun dan berhasil, dituding eksploitasi anak kemudian Anda diminta mengubah nama dan diminta tetap mengucurkan dana ratusan miliar. Apakah Anda mau?

Saya pribadi, tidak! Oleh sebab itu keputusan PB Djarum untuk menghentikan audisi umum bulu tangkis tidak perlu dipermasalahkan. Karena alasannya juga kuat yaitu agar tidak melanggar aturan.

Tidak perlu bagi yang tidak mampu menyelenggarakan mengatakan PB Djarum seperti anak kecil, baperan atau pun meragukan bakti negeri mereka. Bagi saya menyelenggarakan pendidikan atlet selama 50 tahun sudah merupakan bukti yang sahih adanya jasa PB Djarum terhadap negara Indonesia.

Bagaimana perkembangan prestasi bulu tangkis selanjutnya? Semoga akan tetap baik-baik saja, walaupun saya ragu. Karena sistem pembibitan dan pendidikan bulu tangkis Indonesia adalah yang terbaik dibanding cabang olah raga lain atau bahkan pendidikan Indonesia sendiri. Kalau terganggu, bagaimana bisa menghasilkan yang terbaik?

Salam

Hanya Sekadar Berbagi

Ronald Wan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun