Tidak lebih besar pasak daripada tiang adalah kunci utama dalam mengatur keuangan. Pengeluaran tidak lebih besar dari penghasilan sehingga tidak terjebak dalam utang.
Salah satu cara untuk memudahkan mengatur keuangan adalah dengan memisahkan atau menandai penghasilan agar sesuai dengan anggaran yang kita buat. Jaman dulu, orang tua sering menggunakan amplop untuk memisahkan uang-uang ini, sesuai dengan penghasilan yang juga diberikan dalam bentuk tunai (dalam amplop).
Zaman Now, gaji atau penghasilan biasanya diberikan melalui transfer bank. Sehingga pada umumnya hampir semua pekerja memiliki akun bank yang digunakan untuk menerima gaji serta tunjangan hari raya (THR).
Anggaran
Membuat anggaran adalah kunci utama agar pengeluaran tidak lebih besar dibanding penghasilan. Sebaiknya dibuat anggaran yang berlaku setiap bulannya sehingga lama kelamaan kita akan ingat anggaran tersebut di luar kepala.
Utamakan biaya yang berpengaruh terhadap kehidupan kita sebelum biaya untuk bersenang-senang. Misalnya transportasi, anggaran dapur, uang sekolah anak, listrik, air, cicilan rumah atau kendaraan, dan lainnya.
Pembayaran biaya rutin, untuk memudahkan bisa menggunakan kartu kredit. Sehingga kita hanya perlu membayar satu tagihan saja (tagihan kartu kredit). Dengan ini kita bisa memperoleh poin yang bisa digunakan untuk membayar biaya iuran tahunan.
Baca juga : Â Cara Memaksimalkan Manfaat Kartu Kredit
Setelah itu sebaiknya masukkan anggaran untuk tabungan yang juga bisa berfungsi sebagai cadangan biaya darurat. Untuk pekerja, cadangan ini sebaiknya minimal bisa memenuhi kebutuhan selama 6 bulan. Wiraswasta, minimal 12 bulan mengingat penghasilan yang bisa naik dan turun.
Setelah semuanya terpenuhi barulah kita menganggarkan kebutuhan bersenang-senang. Untuk yang besar seperti liburan, bisa juga dilakukan dengan model tabungan.
Tunjangan Hari Raya
THR juga sebaiknya dianggarkan penggunaannya. Sering kali terjadi karena merasa akan mendapat THR kita malah boros sehingga bukan hanya THR yang habis namun juga kita menggunakan gaji rutin untuk menutupi keborosan tersebut.