Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kapitalisme dan Keadilan Sosial Menurut Warren Buffett

5 Maret 2019   06:30 Diperbarui: 6 Maret 2019   09:28 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Warren Buffett selalu masuk dalam daftar orang terkaya di dunia. Kekayaan Buffett bernilai sekitar USD 82,9 miliar. Bagaimana kapitalisme dan keadilan sosial menurut Warren Buffet?

Lembaga pemikir Institute for Policy Studies pada tahun 2017 mengeluarkan laporan yang mengatakan bahwa kekayaan Jeff Bezos (Amazon), Bill Gates (Microsoft) dan Warren Buffett (Berkshire Hathaway) lebih banyak dibandingkan dengan kekayaan yang dimiliki setengah dari penduduk Amerika Serikat (AS).

Buffett mengatakan bahwa perbedaan antara kaya dan miskin sudah jauh dan akan semakin jauh jika dibiarkan terus. Namun dia tidak setuju untuk mengubah sistem ekonomi yang sudah berjalan.

Alasannya adalah jangan mengganggu angsa yang bertelur emas (sistem ekonomi). Lebih penting untuk menciptakan lebih banyak telur emas (kesempatan) yang dapat dibagikan kepada masyarakat. Buffett mengatakan bahwa kita (AS) memiliki sistem yang bekerja dengan baik untuk bisa memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat.

Tetapi Buffett mengatakan bahwa ekonomi yang baik ini harus juga digunakan untuk membantu masyarakat kurang mampu. Pada tahun 2017 Buffett dalam wawancara dengan CNBC mengatakan bahwa dirinya tidak memerlukan potongan pajak (pada saat itu Donald Trump baru meluncurkan program pemotongan pajak yang ternyata lebih menguntungkan bagi orang kaya). Program yang menguntungkan Buffett sebenarnya.

Ucapan Buffett tentang membantu yang tidak mampu bukan hanya basa basi. Saat ini dia bersama Bill Gates aktif dalam yayasan Giving Pledge. Sebuah yayasan yang didirikan oleh Buffett dan Bill Gates untuk menggerakkan orang-orang kaya untuk melakukan kegiatan berbagi (Philantropy) secara masif.

Buffett juga berjanji akan memberikan mayoritas dari kekayaannya untuk yayasan ini. Atau dengan kata lain tidak diwariskan seluruhnya kepada anak-anaknya. Sebuah janji yang masih harus dibuktikan.

Namun saya melihat bahwa Buffett berusaha untuk menjalankan prinsip keadilan sosial walaupun kapitalisme adalah darah dari ekonomi AS.

Bill Gates juga sependapat dengan Buffett bahwa walaupun dia mendukung kapitalisme namun sebagai dasar sistem ekonomi AS. Namun orang yang paling kaya harus membantu orang yang kurang mampu.

Jika ingin Makin kaya maka Anda harus Membuat orang lain kaya

Mengapa saya mengatakan seperti itu? Jika Anda kaya karena membuat sebuah usaha maka sulit bagi Anda untuk menjadi semakin kaya jika orang lain miskin.

Karena jika Anda berada di lingkungan yang miskin mungkin kemampuan untuk membeli barang atau jasa yang Anda produksi terbatas. Atau bahkan ada yang tidak mampu untuk membeli.

Jual ke daerah lain? Bisa, namun bagaimana jika seluruh negara itu miskin. Bukankah sama saja? Memang ada kekayaan yang mungkin bertambah karena pasarnya semakin luas. Tetapi pasti akan ada batasan yang sulit ditembus karena kemampuan untuk membeli terbatas.

Sebaliknya bayangkan jika kita berhasil untuk mematahkan kemiskinan 25,95 juta orang atau 9,82 persen penduduk Indonesia yang masih miskin menurut data BPS per Maret 2018. Maka jika Anda berjualan produk mi misalnya, maka akan ada tambahan sekitar 25 juta orang yang bisa diharapkan untuk membeli produk Anda.

Cara Membuat Orang lain kaya?

Cara paling mudah jika Anda pengusaha adalah dengan memberikan gaji yang sesuai dengan kontribusi yang diberikan oleh karyawan Anda.

Patuh membayar pajak juga merupakan cara untuk membuat orang lain kaya. Pajak bisa digunakan untuk membantu masyarakat miskin dengan subsidi dan pemberdayaan seperti dana desa yang berhasil membuat beberapa desa menjadi mandiri secara ekonomi.

Cara yang ketiga adalah philantropy atau berbagi. Baik melalui dana sosial perusahaan atau pribadi. Berbagi yang terbaik menurut saya adalah bagaimana memberdayakan masyarakat namun tentu saja tetap memperhatikan kebutuhan dasar sebelum diberdayakan.

Misalnya dengan memberikan beasiswa, membantu sekolah-sekolah, memberikan pelatihan dan alat kerja serta modal jika dirasa perlu. 

Mungkin ini bisa dibilang cara untuk menyeimbangkan antara kapitalisme dan keadilan sosial.

Tidak ada negara maju yang menganut kapitalisme murni atau sosialisme murni. China boleh dibilang negara sosialis kapitalis. Amerika Serikat tetap memberikan bantuan kepada masyarakat miskin jadi mungkin masih boleh dibilang Kapitalis sosialis.

Ketika semakin banyak yang kaya maka pasar Anda akan bertambah besar. Tinggal tergantung cara Anda untuk bisa meyakinkan pasar untuk membeli produk atau jasa yang Anda jual.

Referensi : CNBC.com

Artikel ini juga tayang di situs pribadi penulis 

Salam

Hanya Sekadar Berpikir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun