Hal ini memperlihatkan bahwa perusahaan AS masih membutuhkan China sebagai basis produksi dan tidak mudah untuk bisa memindahkan basis produksi dalam waktu yang singkat. Selain itu juga menunjukkan bahwa tarif belum berhasil menurunkan defisit perdagangan AS. Ditambah dengan menguatnya dolar AS terhadap mata uang dunia yang menyebabkan barang impor akan terasa murah bagi penduduk setempat.
Trump beberapa waktu yang lalu juga sempat menyalahkan kebijakan the Fed sebagai sebab dolar menguat. Namun mungkin dia lupa bahwa perang dagang dengan China menyebabkan ketidakpastian ekonomi, terlebih lagi hubungan yang memburuk bukan hanya terjadi di bidang ekonomi. Baca "Hubungan AS dan China makin memburuk"
Sehingga banyak dana yang pulang kampung ke AS demi mencari keamanan dan mengejar bunga yang mulai naik sekarang ini.
Harga Minyak
Donald Trump protes kepada OPEC karena membiarkan harga minyak melejit dan menekan Arab Saudi terutama untuk meningkatkan produksi agar harga minyak turun.
Di sisi lain Trump yang keluar dari perjanjian nuklir dengan Iran. Serta akan menerapkan sanksi kepada Iran agar tidak bisa melakukan ekspor minyak ke luar negeri yang menyebabkan pasokan minyak dunia akan menurun di bulan November 2018 (sanksi kepada Iran akan berlaku).
Pembatalan perjanjian nuklir ini kalau dilihat lagi alasannya kurang jelas. Menurut saya bisa saja demi menekan Iran agar Israel dan Arab Saudi bisa lebih berpengaruh di Timur Tengah. Atau bisa juga demi menjaga harga minyak agar perusahaan Shale Oil AS bisa berkembang. Baca "Shale Oil sang pembunuh harga minyak"
**
Baca"Make America Great Again  hanya sekadar mimpi indah?"
Trump yang membuat tindakan dengan harapan tertentu dan ketika tidak terwujud marah kepada pihak lain yang disalahkan sebagai penyebab.