Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

3 Alasan yang Membuat Freeport McMoran Akhirnya Menyerah kepada NKRI

30 September 2018   06:30 Diperbarui: 30 September 2018   14:51 3458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laporan Keungan Freeport McMoran kuartal dua 2018|Dokumentasi Freeport McMoran

Pada hari Kamis 27 September 2018, PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menandatangani Sales and Purchase Agreement dengan Freeport McMoran (FM) untuk penjualan saham PT. Freeport Indonesia (PTFI). 

Perjanjian ini adalah mengikat dan Indonesia akan resmi menguasai 51 persen saham PT. Freeport Indonesia setelah melakukan pembayaran senilai US$ 3,85 miliar. Sekitar 10% saham PTFI akan diberikan kepada pemerintah daerah Papua.

Negosiasi untuk pengambilalihan saham ini memakan waktu cukup lama, sekitar 1,5 tahun. FM sempat menawarkan kepada pemerintah untuk membeli 10.64% saham PTFI dengan nilai US$ 1,7 miliar pada tahun 2015. Namun tawaran tersebut ditolak.

Apa alasan di balik menyerahnya Freeport Mcmoran?

Laporan Keuangan Freeport McMoran 2017| Dokumentasi Freeport McMoran
Laporan Keuangan Freeport McMoran 2017| Dokumentasi Freeport McMoran

Kontribusi penjualan

Mengutip laporan keuangan FM pada tahun 2017. Penjualan tembaga PTFI menyumbang sekitar 27% (lihat gambar di atas) dibanding total penjualan.

Sedangkan penjualan emas PTFI menyumbang 93% dari seluruh penjualan emas FM. Bukan jumlah yang kecil menurut saya.

FM akan kehilangan 27% penjualan tembaganya dan 93% penjualan emasnya jika tidak menjual saham PTFI kepada NKRI. Total menurut Bloomberg, PTFI menyumbang sekitar 47% pendapatan FM.

Laporan Keuangan Freeport McMoran 2017|Dokumentasi Freeport McMoran
Laporan Keuangan Freeport McMoran 2017|Dokumentasi Freeport McMoran
Cadangan Mineral

Mirip dengan penjualan, PTFI juga memiliki cadangan mineral yang cukup besar. Sebanyak 28% cadangan tembaga dan 98% cadangan emas dari total cadangan mineral yang diakui FM (lihat gambar di atas). Cadangan yang menjadikan Grassberg sebagai tambang emas terbesar di dunia dan nomor tiga terbesar untuk tembaga.

Nilai FM dimata investor akan jauh berkurang jika kehilangan 28% dari cadangan tembaga yang dilaporkan.

Laporan Keungan Freeport McMoran kuartal dua 2018|Dokumentasi Freeport McMoran
Laporan Keungan Freeport McMoran kuartal dua 2018|Dokumentasi Freeport McMoran
Biaya Produksi

PTFI memiliki sesuatu yang menurut saya luar biasa. Selama bekerja belum pernah saya menemukan biaya produksi yang minus, dalam arti bukannya mengeluarkan biaya tetapi mendapatkan keuntungan dalam menjalankan proses produksi.

Terlihat dari gambar di atas yang bersumber dari laporan keuangan FM kuartal kedua 2018. Biaya produksi tembaga PTFI adalah minus US$ 0,77 per pound. Hal ini bisa terjadi karena kandungan emas dan perak yang ada di bijih tembaga sehingga mengurangi biaya produksi.

**

Ketiga alasan di atas ditambah dengan kerja keras dan keras kepalanya pemerintahan Jokowi-JK membuat FM akhirnya menyerah dan menjual saham PTFI kepada NKRI

Kerja keras yang dilakukan oleh Ignasius Jonan selaku Menteri ESDM, Rini Soemarno selaku Menteri BUMN disertai dukungan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan lainnya.

Indonesia akan mendapatkan keuntungan lebih dari dividen yang akan diperoleh. Selain itu dengan menjadi pemegang saham mayoritas, Indonesia bisa memastikan pembangunan smelter bisa berjalan agar kekayaan alam bisa memiliki nilai tambah yang lebih dibandingkan dengan hanya mengekspor bijih mentah.

Juga jangan dilupakan sebagai pemegang saham mayoritas, Indonesia bisa memastikan data yang dilaporkan tidak dipermainkan demi royalti dan pajak.

Referensi : Kompas.com ; Laporan Keuangan FM 2017;Laporan Keuangan FM kuartal dua 2018

 

Salam

Hanya Sekadar Berbagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun