"Ketika saya keluar, saya kaget dengan penonton yang sangat banyak dan semuanya saya tahu berharap kepada saya. Apalagi Presiden datang ke kolam, Terus terang ketika  berenang,  saya tidak tahu apa yang saya pikirkan." Gde Siman Sudartawa, Atlet Renang Indonesia
Istilah demam panggung sendiri kemungkinan besar berasal dari para penampil. Di mana mereka ketika di atas panggung, tiba-tiba bisa merasa ketakutan melihat banyak penonton yang akan menyaksikan penampilan mereka.
Apa yang dialami oleh Siman adalah sebuah hal yang wajar. Penampil yang sudah berpengalaman pun terkadang masih mengalami hal ini.
Kalau melihat pembukaan Asian Games, saya sangat kagum dengan tampilnya anak-anak SMA yang menarikan tarian Aceh dan bisa tampil sangat baik di tengah penuhnya stadion utama Gelora Bung Karno. Tentu juga dengan hiburan yang diberikan oleh Jokowi Presiden kita.
Bagi yang belum pernah tampil di GBK mungkin sulit untuk membayangkan tekanannya. Boro-boro untuk tampil dengan bagus, bisa tampil saja sudah merupakan hal yang bagus.
Tampil di muka umum adalah salah satu hal yang harus mampu dilakukan oleh semua orang yang ingin menjadi pemimpin. Jikalau kita menjadi pemimpin RT misalnya, kita harus mampu berbicara di depan warga RT setempat saat memimpin rapat.
Ada orang yang memang berbakat tampil di muka umum tetapi yang malu-malu pun sebenarnya bisa berlatih untuk bisa tampil tanpa atau minimal mengurangi demam panggung yang dihadapi.
Dalam pengalaman saya sebagai pelatih kesenian, salah satu cara untuk mengurangi kesalahan pada saat tampil akibat demam panggung. Adalah dengan latihan berulang sehingga apa yang dipelajari bisa menjadi reflek dan tidak perlu dipikirkan.
Selain itu target latihan sebaiknya lebih tinggi dibandingkan dengan target pada saat ditampilkan. Atau istilahnya latihan harus bisa mencapai 125%, sehingga jika akibat demam panggung terjadi penurunan kualitas masih bisa tercapai 100%.
Salah satu penyebab demam panggung menurut saya adalah takut salah dan takut malu. Terlebih lagi dalam pendidikan kita, tidak ditanamkan suatu budaya untuk berani tampil dengan bertanya misalnya. Setidaknya di zaman saya, semoga sekarang sudah berubah.