Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dari Lokal ke Global, Jangan Sekadar Mimpi

6 Juni 2018   16:30 Diperbarui: 6 Juni 2018   16:40 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
David Dietch (dok Ronald Wan)

Susan Dietch (dok Ronald Wan)
Susan Dietch (dok Ronald Wan)
Pak Joshua mengatakan tanggapannya cukup lumayan. Tetapi di sisi lain menurut David dan Susan Dietch (David Dietch warga negara AS, seorang pemilik perusahaan public relation berpusat di Los Angeles, yang fokus pada pengembangan brand fashion sedangkan Susan Dietch adalah istri beliau kelahiran Solo yang sudah menembus pasar AS dengan produk tas anyaman bermerek The Legra).

Pengenalan melalui pameran adalah awal namun belum cukup. Perlu dilakukan studi lebih lanjut tentang pasar yang dituju. Selera pasar, musim, pengenalan brand yang mendalam, tata cara penjualan di negara tujuan dan lainnya.

Selera pasar, suatu barang seperti tas anyaman untuk Indonesia mungkin boleh dibilang adalah barang yang mudah dijumpai di pasaran. Namun bagi penduduk AS adalah sebuah barang yang eksotik dan tidak mudah didapatkan.

Susan menggunakan narasi Bali sebagai alat pemasaran. Dia menggunakan hiasan khas Bali di ruang pamernya, sehingga pengunjung akan teringat tentang Bali yang indah dan tertarik untuk membeli tas anyaman (yang cukup banyak digunakan di Bali saat berlibur).

thelegra.com
thelegra.com
Dengan narasi Bali, jika dikaitkan dengan musim di AS (Musim dingin, panas, gugur dan semi). Maka barang seperti tas anyaman yang dijual The Legra akan cocok digunakan pada saat musim panas. Di mana banyak penduduk AS yang pergi ke pantai untuk berlibur (seperti di Bali), tanpa perlu pergi ke Bali untuk membeli tas yang eksotik.

David Dietch (dok Ronald Wan)
David Dietch (dok Ronald Wan)
Kesemuanya ini berhubungan dengan DNA atau dengan bahasa lain inti dari merek barang yang akan dipasarkan menurut David Dietch. Kita harus menentukan pasar yang dituju. Jika kita ingin menembus pasar global, pertama kali adalah negara mana yang dituju. Selera pasar sebuah negara akan berbeda satu sama lain.

Setelah menentukan negara, kita harus menentukan siapa yang akan kita sasar sebagai pasar kita. Usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi dan lainnya. Barulah kita menentukan barang yang akan kita jual sehingga sesuai dengan target pasar kita.

Bisa juga dibalik, apakah barang yang kita produksi sekarang ini akan bisa dijual di negara lain? Karena walaupun sebuah produk laku di Indonesia, belum tentu laku dijual di negara lain.

Setelah ketemu sebuah produk yang cocok, dimulailah masa pemasaran. Bisa langsung ke konsumen dengan menggunakan situs-situs yang tersedia. Atau menjual ke jaringan penjualan yang tersedia. Misalnya dengan menjual melalui department store.

Selain desain, hal yang paling penting diperhatikan adalah konsistensi kualitas. Bayangkan jika Anda dengan susah payah membuka pasar, tetapi tidak mampu menjaga kualitas, maka semua usaha yang Anda lakukan akan sia-sia. Kepercayaan akan hilang dan sulit untuk bisa kembali lagi.

Reza Arfandy (dok Ronald Wan)
Reza Arfandy (dok Ronald Wan)
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah memiliki partner pengiriman yang bisa dipercaya. Menurut Reza Arfandy, Head of JNE Freight. JNE sekarang ini sudah memiliki jaringan kerja sama di 200 negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun