Hari ini  Senin 7 Mei 2018, pada saat tulisan ini dibuat, nilai Bitcoin dibandingkan dengan US$ mencapai US$ 9.320 per Bitcoin. Suatu peningkatan setelah sempat mencapai US$ 20.000 dan turun di bawah US$ 7.000 per Bitcoin.
Menurut pendapat saya nilai Bitcoin terbentuk dari sebuah konsensus bahwa Bitcoin memiliki nilai. Kedua seberapa banyak Bitcoin digunakan dalam transaksi keuangan di dunia. Semakin banyak maka Bitcoin semakin memiliki nilai.
Namun sebelum itu terwujud Bitcoin telah melejit melebihi kecepatan adopsi. Sehingga yang terjadi adalah Bitcoin menjadi sarana spekulasi atau ada yang bilang investasi.
Baca: Bitcoin berkembang sebelum waktunya
Pertanyaannya adalah  jika harganya naik turun seperti Roller Coaster, apakah ada yang mau menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran. Juga dari sebuah argumen yang pernah saya terima, Bitcoin digunakan sebagai alat untuk menyembunyikan aset (terhadap pajak atau aset hasil transaksi ilegal).
Jika saya seorang koruptor dan mau menyembunyikan aset, saya tidak akan mau memebli Bitcoin. Bayangkan hasil korupsi susah payah, dibelikan Bitcoin, ada kemungkinan nilainya bisa turun sebesar lebih dari 50%. Walaupun masih ada kemungkinan naik lagi, tetapi apakah siap mental untuk menghadapi ini?
Untuk transaksi ilegal pun pernah saya baca, popularitas Bitcoin mulai menurun. Seiring dengan munculnya banyak cryptocurrencies yang lain.
Savvas Savouri, seorang partner dalam perusahaan investasi di London, dalam diskusinya dengan Richard Jackman, profesor emeritus di London School of Economics. Menyimpulkan bahwa dengan menggunakan "Quantity Theory Of Money" dan asumsi :
- Jumlah Bitoin yang beredar adalah 15 juta
- Setiap Bitcoin digunakan sebanyak 4 kali dalam setahun
- Perkiraan nilai transaksi dalam setahun adalah US$ 1,2 miliar
Maka dengan menggunakan "Quantity theory of Money" yang dipopulerkan oleh Irving Fisher yang mengatakan bahwa nilai uang berhubungan dengan jumlah peredaran dan seberapa sering uang itu digunakan.
Nilai Bitcoin adalah US$ 1,2 miliar dibagi 60 juta sama dengan US$ 20 per Bitcoin.
Namun jika menggunakan rumus yang sama dengan asumsi bahwa Bitcoin digunakan untuk transaksi ilegal seperti yang dilakukan oleh Dan Davies (Seorang analis di Frontline Analysts Ltd). Nilai Bitcoin adalah US$ 600 di masa depan.
Nilai transaksi ilegal di dunia menurut PBB adalah sekitar US$ 120 miliar, sedangkan maksimum jumlah Bitcoin yang bisa ditambang adalah 21 juta. Maka perkiraan nilai Bitcoin US$ 120 miliar dibagi 21 juta atau sekitar US$ 600.
Tentu saja perhitungan ini adalah perhitungan yang sangat disederhanakan.
 Oleh sebab itu ada pemikiran lain yang disampaikan oleh John Pffefer mantan partner di KKR & Co (sebuah perusahaan investasi. John telah membuat beberapa tulisan tentang nilai Bitcoin.
Menurut John Pffefer dengan semakin murahnya biaya untuk menghasilkan dan memanfaatkan Bitcoin. Saat ini cukup mahal, perkiraan sekitar US$ 400 biaya untuk menambang 1 Bitcoin. Maka nilai dari sebagian besar cryptocurrency bisa menjadi nol.
Namun di sisi lain cryptocurrency yang berhasil menjadi tempat penyimpanan nilai (mirip dengan emas sekarang ini) di dunia digital. Dengan asumsi Bitcoin yang menjadi pemenang, maka nilainya bisa mencapai US$ 260.000 sampai US$ 800.000.
James Altrucher seorang yang banyak membuat tulisan tentang bagaimana membantu diri sendiri (Self-help Guru), memperkirakan nilai Bitcoin bisa mencapai US$ 1 juta.
John McAfee pendiri McAfee anti virus, memperkirakan nilai Bitcoin akan mencapai US$ 500 ribu di masa depan.
Membandingkan Bitcoin dengan emas, sulit dilakukan. Emas selain digunakan untuk lindung nilai, juga banyak digunakan di sektor yang lain. Perhiasan dan elektronik misalnya, sedangkan Bitcoin tidak.
Banyak hal yang belum kita ketahui tentang masa depan. Tetapi saya pribadi percaya bahwa teknologi di balik Bitcoin yaitu Blockchain memiliki masa depan yang cerah, untuk membuat transaksi yang lebih efisien.
Memperkirakan nilai Bitcoin di masa depan, lebih ke arah spekulasi dibandingkan perkiraan secara ilmiah. Karena terlalu banyak asumsi yang digunakan bukan fakta.
Balik lagi kepada pribadi masing-masing, bagaimana menyikapi tentang hal ini.
Referensi : Bloomberg.com
Salam
Hanya Sekadar Berbagi
Artikel ini sudah pernah ditayangkan di sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H