"Untuk ke-15 kalinya Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) diselenggarakan. Sampai sekarang masih konsisten dengan visi mengangkat citra, harkat dan martabat bangsa Indonesia. Di kancah internasional melalui sektor industri kreatif berbasis budaya. Kehadiran JFFF telah menjadi sebuah program yang konsisten untuk terus melestarikan serta mengembangkan nilai budaya dan kekuatan perekonomian Indonesia melalui industri mode dan kuliner"
Chaiman JFFF, Soegianto Nagaria
Bukan Cuma sekadar basa-basi. Menurut  salah satu punggawa Mall Kelapa Gading kepada KPK, dalam rangka mewujudkan tema yang berbeda-beda. Panitia Kampoeng Tempo Doeloe berkeliling Indonesia untuk mencari dan mengkurasi makanan yang sesuai dengan tema yang ingin ditampilkan.
Untuk tahun 2018, tema yang ingin ditampilkan adalah soto, sejalan dengan program Berkraf untuk mempromosikan soto ke dunia internasional. Maka berkelilinglah panitia ke beberapa pulau selain Jawa.
Pallubasa ini disebut Pallubasa Onta, karena berjualan di jalan Onta di Makassar. Jadi bukan menggunakan daging onta. Kemarin saya sempat mencoba Pallubasa, yang dikatakan oleh penjualnya menggunakan daging pipi sapi seharga Rp 35 ribu tanpa nasi.
Pulau Jawa dan Madura paling banyak perwakilannya. Soto Betawi h. Mamat, Soto Kadipiro Yogyakarta, Soto Madura H. Ngatidjo, Soto Jakarta H. Yus, Soto Trisakti Solo dan Soto Tauto Pekalongan- Bumbu Pekalongan.
Selain sepuluh Soto Nusantara yang juga berlomba siapa yang paling laris. Kampoeng Tempo Doeloe masih menyajikan sekitar 51 booth, 19 gerobak dan 20 penjual makanan Go Food. Antara lain ada Gultik, Bakso Sumsum Mejiku, Kwetiau sapi 28 Aho, Bihun Kari Nyonya Tan, Nasi Pedas Bali dan banyak lagi lainnya.