Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengintip Penghasilan Seorang "Youtuber"

20 Maret 2018   10:50 Diperbarui: 20 Maret 2018   11:00 1366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zaman sekarang, cita-cita tidak hanya terpaku dengan pekerjaan yang dulu dianggap mapan dan menjanjikan. Zaman saya menuju dewasa, banyak yang bercita-cita ingin menjadi pilot, dokter, bankir dan bahkan mungkin presiden.

Kalau ada anak yang kebetulan saya tahu bercita-cita ingin menjadi presiden. Mungkin akan saya katakan kepadanya " Menjadi Presiden Itu Berat, Mungkin kamu tidak mampu. Biarkan Jokowi saja" Hehehe.

Zaman sekarang, dengan kemajuan teknologi banyak profesi baru yang muncul. Membuat aplikasi, berdagang online, data scientist dan yang tidak kalah serunya adalah youtuber. Mungkin beberapa profesi ini yang menjadi cita-cita anak zaman sekarang.

Sebuah riset yang dilakukan oleh Profesor Mathias Bartl dari University of Applied Science di Offenburg Jerman. Mengatakan bahwa 96,5% orang yang mencoba untuk menjadi youtuber memperoleh penghasilan yang berada di bawah garis kemiskinan di Amerika Serikat.

Bloomberg.com
Bloomberg.com
Bisa dilihat dari grafik di atas bahwa pada tahun 2006 sekitar hampir 40% jumlah penonton dihasilkan oleh sekitar 3% dari Youtube channel yang ada. Sedangkan pada tahun 2016, ketimpangan ini makin besar kurang dari 20% penonton bagi 97% Youtube channel.

Satu dari tiga anak di Inggris yang berusia 6-17 tahun mengatakan kepada lembaga peneliti bahwa mereka ingin menjadi Youtuber profesional. Bagi saya ini berarti mereka tidak akan bekerja di sektor lain tetapi fokus pada pembuatan konten Youtube saja.

Riset profesor Bartl menunjukkan bahwa satu persen teratas pembuat konten, menghasilkan sekitar 2,2 juta penonton sampai dengan 42,1 juta di tahun 2016. Para jawara Youtube ini bisa memiliki penghasilan tambahan dari sponsor dan yang lainnya sehingga sulit untuk menghitung pengasilan pastinya.

Harga iklan di Youtube berubah-ubah dan tergantung dari beberapa faktor. Penelitian prof Bartl mengasumsikan harga iklan adalah 1 USD per 1000 penonton. Walaupun sebuah agensi iklan mengatakan bahwa dia pernah menemui harga iklan 0,35 USD per 1000 penonton tetapi ada juga yang bisa mencapai USD 5 Per 1000 penonton.

Kategori menentukan kesuksesan

Bloomberg.com
Bloomberg.com

Dapat dilihat di atas untuk tahun 2016, channel yang menyajikan berita dan politik sedang naik daun. Diikuti dengan channel komedi. Tetapi yang menarik adalah channel gaming cukup bisa bertahan stabil di tengah gempuran kategori lain.

Belum lama ini saya juga membaca sebuah artikel di Harian Kontan, bahwa ada orang yang bersedia membayar orang lain untuk menaikkan akun gamenya. Bayaran yang tidak sedikit, dari mulai ratusan ribu sampai jutaan rupiah.

Harus pandai memilih kategori yang menarik banyak penonton dan sesuai dengan kesenangan kita.

Kita semua tahu bahwa untuk menjadi Youtuber sangat mudah. Modal kamera ponsel, akun Youtube dan paket data, kita sudah bisa mulai menjadi Youtuber. Namun tidak mudah untuk mencapai kesuksesan, seperti terlihat dari data di atas hanya 3% yang berhasil menarik sekitar 80% lebih penonton. Sisanya dibagi untuk 97% Youtuber yang lain.

Jika Anda berhasil menjadi 3% yang terbaik, maka menurut penelitian prof Bartl, Anda diperkirakan bisa memperoleh penghasil 16.800 USD atau sekitar Rp 226 juta (kurs Rp. 13500) per tahun. Di luar penghasilan lain yang bisa berasal dari sponsor misalnya. Sebuah penghasilan yang lumayan untuk ukuran Indonesia.

Referensi : Bloomberg.com

Salam

Hanya Sekadar Berbagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun