Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Indonesia Turun Peringkat dalam Indeks Persepsi Korupsi Dunia

22 Februari 2018   09:21 Diperbarui: 22 Februari 2018   13:16 1866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap tahun Transparency International, sebuah lembaga swadaya masyarakat anti korupsi mengeluarkan sebuah laporan tentang persepsi korupsi di dunia. Pada laporan tahun 2016 New Zealand adalah negara dengan peringkat nomor satu sebagai negara terbersih dari korupsi dengan nilai 90.

Tahun ini New Zealand masih menjadi juara dengan nilai 89 terjadi penurunan yang mungkin bisa diartikan bahwa di tingkat dunia juga terjadi peningkatan korupsi.

Di kawasan Asia Pasifik, New Zealand adalah juaranya diikuti oleh Singapore, Australia, Hong Kong dan Jepang yang masuk dalam 5 besar negara terbersih korupsi di kawasan ini.

Singapore menjadi juara ASEAN dengan Brunei sebagai runner up dan Malaysia posisi ketiga. Indonesia pada tahun 2016 menduduki peringkat keempat dan tahun ini masih berada di peringkat yang sama.

Transparency.org
Transparency.org
Negara tetangga kita Timor Leste naik peringkat cukup banyak dari 101 dengan nilai 35 pada tahun 2016 ke peringkat 91 pada tahun 2017 dengan nilai 38.

Transparency.org
Transparency.org
Indonesia sendiri mengalami penurunan peringkat dari 90 tahun 2016 menjadi 96 di tahun 2017 dengan nilai yang tidak berubah yaitu 37. Thailand berhasil menaikkan nilai ke 37 dari sebelumnya 35.

Korupsi di Indonesia harus diakui kalau dilihat dari jumlah penangkapan bukannya berkurang malah bertambah. Banyaknya pejabat negara dan juga anggota DPR serta DPRD yang tertangkap oleh KPK, tidaklah menjadi bahan refleksi.

Malah yang terjadi adalah DPR menggunakan hak angket terhadap KPK. Wakil ketua DPR bahkan menyarankan KPK agar pindah ke Korea Utara. Sebuah tindakan yang bertolak belakang dengan kenyataan yang ada.

Baca: "KPK ala Hong Kong dan Singapore"

Jika memang anggota DPR memang tidak melakukan korupsi, saya yakin tidak akan ada yang tertangkap. Baik tertangkap basah maupun kering. Kenyataannya mega korupsi E-KTP ditenggarai keterlibatannya sampai pada ketua DPR, Setya Novanto.

Hukuman yang diberikan kepada koruptor yang terbukti bersalah masih saya anggap sangat ringan. Terlebih lagi banyak terjadi kongkalikong dengan pejabat penjara sehingga fasilitas mewah bisa didapatkan dengan imbalan uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun