Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sempurna, Apakah Ada?

15 Januari 2018   10:04 Diperbarui: 16 Januari 2018   10:31 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (http://www.qygjxz.com)

Dalam kehidupan, mungkin kita semua sama. Ingin memperoleh kehidupan yang sempurna. Namun kesempurnaan yang kita inginkan, pasti masing-masing akan memiliki definisi yang berbeda.

Ada yang ingin memiliki suami/istri yang tampan/cantik, memiliki kekayaan yang paripurna, memiliki kedudukan, dan saya yakin masih banyak lagi yang lain. Bagaimana sebuah definisi kesempurnaan dalam kehidupan.

Kesempurnaan sebuah benda (misalnya barang elektronik), mungkin akan lebih mudah untuk didefinisikan. Namun tentunya ada juga orang yang tidak puas. Kalau saya pikir, jika suatu benda dapat memenuhi semua yang telah dijanjikan maka saya bilang itu sudah sempurna.

Dalam kehidupan sehari-hari, pasti ada saja yang dimana kita tidak puas. Contoh sederhana menghadapi macet di jalan raya. Tidak tertutup kemungkinan ada orang yang bisa menikmatinya, namun tidak bagi saya.

Apakah kesempurnaan berhubungan dengan bagaimana kita menerima keadaan?

Saya pikir ada, jika kita bisa menerima semua keadaan dengan tulus maka pastinya kita akan menganggap semuanya itu sempurna. Tetapi adakah manusia yang mampu sempurna menerima semua keadaan?

Manusia secara alami akan selalu membandingkan dirinya dengan orang lain. Terkadang lebih sering membandingkan diri dengan orang yang dianggap lebih berhasil. Untuk motivasi perbaikan diri hal yang bagus, namun juga jangan mudah frustrasi kalau tidak bisa seberhasil orang yang dikagumi.

Banyak kejadian dimana kita memimiliki modal yang sama (bukan hanya materi), tetapi hasilnya berbeda. Suatu fenomena yang tidak bisa dibantah. Walaupun bisa juga diperdebatkan bahwa setiap orang berbeda, sehingga tidak ada dua orang yang memiliki modal yang sama persis.

Kesempurnaan sendiri saja secara definisi akan berbeda antara satu orang dengan orang yang lain.

Sehingga kesempurnaan sejati saya pikir tidak ada.

Lebih penting untuk terus berusaha ke arah sempurna (sesuai dengan definisi dan kemampuan kita). Daripada frustrasi di tengah ketidaksempurnaan.

Menerima dan bersyukur sehingga bisa menikmati semua ketidaksempurnaan.

Salam

Hanya Sebuah Renungan di Pagi Hari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun