Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Riset dan Kemajuan Indonesia

12 Januari 2018   11:47 Diperbarui: 12 Januari 2018   11:56 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (http://atlasspecific.com/)

Riset atau penelitian adalah suatu hal yang harus dilakukan dalam mengembangkan sesuatu. Memang terkadang ada penemuan yang tidak disengaja. Seperti penemuan Viagra yang terjadi dalam penelitian untuk mencari obat jantung dan darah tinggi.

Sampai sekarang Viagra, masih sangat diandalkan untuk mengatasi disfungsi ereksi.Tetapi tentunya tanpa riset untuk mencari obat jantung, Pfizer tidak akan bisa menemukan Sildenafil. Bahan utama Viagra.

Belum lama ini saya membaca sebuah berita yang mengatakan bahwa publikasi ilmiah para dosen di Indonesia masih sangat kurang. Publikasi ilmiah yang tentunya berhubungan dengan kegiatan riset untuk kemudian dipublikasikan.

Riset belumlah menjadi suatu prioritas baik di kalangan pemerintahan dan swasta. Mungkin karena anggapan dana riset bisa menghasilkan hal yang lebih bermanfaat jika dikucurkan ke bidang yang lain, seperti iklan misalnya di sektor swasta.

Dana yang dicurahkan untuk riset memang mengandung risiko yang tidak kecil. Karena tidak selalu riset itu berhasil. Sehingga dana bisa hilang bergitu saja.

Indonesia sendiri, sebenarnya masih banyak membutuhkan teknologi tepat guna. Artinya adalah teknologi yang bisa langsung diaplikasikan, untuk pertanian misalnya pupuk. Bagaimana menciptakan bahan bakar pengganti minyak bumi, contoh yang lain.

Jika perlu, janganlah malu untuk melakukan reverse engineering. Raksasa Asia, Jepang, Tiongkok dan Korea Selatan. Pada awalnya melakukan hal ini.

Membongkar sebuah produk yang terkenal atau bagus. Untuk dapat mengetahui apa yang menjadi rahasia bagaimana produk itu bekerja. Jepang kuat dalam industri otomotif, pada awalnya membongkar mobil-mobil keluaran Amerika Serikat dan mengembangkannya.

Samsung, mencari tahu bagaimana produk elektronik Jepang bisa bagus. Tiongkok pun melakukan hal yang sama, seperti mencontoh produk pertahanan Rusia dan akhirnya dikembangkan sendiri.

Di sisi lain, mungkin masih banyak peneliti di Indonesia yang menginginkan penelitian yang bisa diterbitkan di jurnal bergengsi di dunia. Sehingga nama Indonesia harum.

Tidak salah, saya pikir namun apakah tidak sebaiknya meneliti sesuatu yang bisa langsung berguna akan lebih baik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun