Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Setelah Infrastruktur, Lalu Apa?

3 Januari 2018   10:38 Diperbarui: 3 Januari 2018   16:02 1414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintahan Jokowi-JK fokus untuk membangun infrastruktur sejak awal pemerintahan terbentuk. Subsidi BBM yang besar di era sebelumnya dialihkan ke infrastruktur untuk mengejar ketinggalan yang terjadi sejak reformasi 1998.

Hasilnya baca"3 Tahun Jokowi-JK"

Pembangunan infrastruktur yang masif telah mulai dirasakan manfaatnya, namum memang belum optimal. Selama belum ada investasi lanjutan dari para pengusaha. Mungkin 2-3 tahun lagi baru akan terasa.

Saya melihat pembangunan infrastruktur ini sudah mulai bisa berjalan secara alami. Terlebih lagi Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono juga sangat piawai di bidangnya sehingga sebaiknya pemerintah sudah mulai mengurangi perhatian (bukan mengurangi percepatan dan anggaran) untuk dialihkan ke bidang yang lain.

Terutama dalam menyongsong puncak bonus demografi Indonesia yang diperkirakan akan dicapai pada tahun 2030. Mengenai bonus demografi, bisa baca di sini

Pendidikan

Sri Mulyani, menteri keuangan Indonesia pernah mengatakan kekecewaannya. Karena dengan dana yang sangat besar, sekitar 20% dari APBN namun hasilnya?

Harus diakui pendidikan di Indonesia masih banyak kekurangan kalau tidak mau dikatakan caru marut. Banyak hal yang harus diperbaiki. Baik fokus yang jangan melulu ke arah pendidikan tinggi, kalau mungkin sudah mulai diubah ke arah yang lebih tepat guna dan sesuai dengan kebutuhan pasar atau industri.

Mengapa tidak dibuat SMK untuk Coding misalnya? Di tengah kemajuan industri digital, Indonesia ternyata masih banyak kekurangan di bidang SDM. Baik secara jumlah maupun keahlian.

SMK Koperasi juga bisa, agar dengan dana desa bisa dikelola dengan benar.

Selain itu fokus  pendidikan juga jangan hanya ke Hard Skills namun juga ke Soft Skills.Lebih lengkapnya bisa baca "Refleksi pendidikan di Indonesia"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun