Generasi Z (Gen Z) adalah orang yang lahir mulai tahun 1995 sampai dengan 2000 an. Sehingga boleh dikatakan masih sangat muda dengan usia yang tertua baru mencapai 22 tahun. Kemungkinan baru mulai masuk ke dalam dunia kerja.
Beberapa ciri khas Gen Z menurut Huffington Post adalah :
Gen Z cenderung tidak fokus dikarenakan memang mereka terlahir di era digital. Era yang penuh dengan update. Begitu banyaknya aplikasi dan situs membuat perhatian mereka cepat sekali berpindah.
Multi Tasker,sejak lahir yang langsung disodori dengan beraneka macam gawai terutama bagi yang lahir setelah tahun 2000. Membuat Gen Z sangatlah canggih dalam melakukan beberapa hal sekaligus. Chat sambil bekerja misalnya.
Individualitas,walaupun akrab dengan media sosial dengan sekitar 92% memiliki jejak digital. Gen Z cenderung untuk mencari hal yang unik mulai dari perusahaan tempat bekerja, barang yang dibeli dan lainnya
Global Citizen, mudahnya mengakses internet membuat Gen Z cenderung menjadi warga dunia. Kesadaran akan tren di negara lain akan cepat sekali berkembang dari satu negara ke negara lain.
Kayu putih Aroma keluaran Cap Lang merupakan salah satu produk yang ditujukan untuk Gen Z. Dengan alasan itulah maka Kayu Putih Aroma memilih Prilly Latuconsina (pemeran utama film Danur) sebagai brand ambassador.
Kayu Putih Aroma dengan wangi lavender mencerminkan kekinian. Â Gen Z yang maunya kini walaupun suka pakai minyak kayu putih, tidak mau disebut berbau orang tua. Sehingga cocok dengan Kayu Putih Aroma.
Prilly dalam acara Kompasiana nangkring tanggal 25 November 2017 yang disponsori oleh Kayu Putih Aroma sebagai bagian dari Gen Z berbicara tentang Generasi Z.
Tetapi masih menurut Prilly, informasi tetap harus ditelaah lebih lanjut karena tidak semua informasi yang beredar di internet adalah benar. Hoaks dimana-mana, sehingga terkadang menurutnya generasi tua yang lebih mudah terpengaruh.
Paparan informasi yang banyak membuat Gen Z lebih mudah untuk mencari tokoh panutan. Hal yang menyebabkan Gen Z lebih kreatif, memiliki pemikiran yang lebih luas serta fasih dengan pencarian informasi.
Prilly juga mengatakan untuk menegur Gen Z tidaklah cukup dengan kata-kata pedas. Harus diikuti dengan alasan yang masuk akal.
Suatu hal yang sangat menarik, ketika Gen Z berbicara tentang generasinya dan Kayu Putih Aroma.
Gen Z sendiri dengan segala tingkahnya dan kegilaan dengan Selfie, bisa membuat Gen X dan Y mengikuti. Sebagai contoh di Instagram, gaya gaya Gen Z sudah menjadi trend setter.
Pola belanja Gen Z yang lebih mencari pengalaman seperti wisata ataupun kuliner membuat Gen X Â dan Y juga berpindah. Gen X terutama pada umumnya mengumpulkan uang untuk membeli barang sekarangpun pindah menjadi wisata. Keputusan dalam keluarga (yang punya anak Gen Z) ternyata sangat dipengaruhi oleh anak.
Ketika Gen X seperti saya sangat terganggu jika sedang bekerja di panggil Chat ataupun telpon. Gen Z mampu untuk bekerja sambil chating dan bahkan menggunakan video call.
Di sisi lain di era digital, kemudahan mencari informasi membuat Gen Z mudah pula terpapar dengan informasi yang negatif. Hal yang radikal ataupun pornografi misalnya.
Indonesia dalam beberapa tahun lagi akan mengalami bonus demografi dimana lebih banyak penduduk usia produktif dibandingkan dengan penduduk non produktif. Tentunya di dalamnya akan banyak Gen Z.
Sebuah tantangan bagi Gen X dan Y agar bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan Gen Z. Seperti guru yang mungkin lebih baik melakukan diskusi dibandingkan dengan pengajaran satu arah.
Gen Z yang bisa membawa Indonesia maju dengan persiapan yang dilakukan oleh Gen X dan Y.
Salam
Hanya Sekadar Berbagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H