Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

30 Tahun Membaca Kompas, Harian, dotCom dan dotID

15 September 2017   09:36 Diperbarui: 16 September 2017   23:43 1535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mempunyai keluarga yang gemar membaca merupakan sebuah keberuntungan buat saya. Sepanjang ingatan saya, keluarga kami sudah berlangganan harian Kompas sejak tahun 1970an. Pastinya mulai kapan saya tidak tahu.

Ketertarikan membaca Kompas, dimulai dengan membaca komik Garth yang kemudian meningkat menjadi tertarik membaca cerita bersambung yang ada di Kompas. Kalau tidak salah ingat salah satu pengarangnya adalah Titi Nginung. Ini sudah dimulai sejak saya SD, dilengkapi dengan majalah yang masih bersaudara dengan Kompas yaitu Bobo, Donald Bebek dan Hai serta tidak kalah menarik majalah Intisari.

Intisari adalah salah satu hal yang menyebabkan saya suka dengan bacaan teknologi. Membaca kemajuan teknologi yang semakin berkembang sekarang ini. Bahkan mungkin teknologi bukan hanya berkembang malah terbang.

30 tahun yang lalu saat saya masih sekolah di tingkat menengah pertama. Boleh dibilang sebagai awal mula membaca Kompas sebagai sumber berita. Walaupun masih sebatas membaca berita tentang Jakarta dan berita ringan lainnya.

Suatu hal yang menarik, bahwa masih ada anak zaman sekarang (generasi milenial) yang masih tertarik membaca harian Kompas. Anak teman saya terbukti cukup fasih untuk diajak diskusi tentang politik dengan modal membaca harian Kompas.

Kompas.com mulai saya ikuti intensif sejak internet mulai murah dan bisa diakses melalui ponsel. Sebelumnya pada masa berita yang disajikan sama dengan harian Kompas, saya masih belum tertarik. Sejak berubah mulai saya baca walaupun hanya di kantor. Terus terang pada masa itu saya lebih tertarik membaca detik.com.

Perkembangan Kompas.com sendiri saya bilang sangat pesat dan ke arah yang lebih baik. Sampai saat ini saya masih berlangganan Harian Kompas, mungkin ada yang bilang kuno. Tetapi buat saya tetap penting karena Harian Kompas menyajikan berita lebih mendalam. Sedangkan Kompas.com lebih ke arah update berita. Tidak semua berita di Harian Kompas ada di Kompas.com dan juga sebaliknya.

Harian Kompas dan Kompas.com sering menyajikan berita yang menjadi inspirasi tulisan saya. Kompas.id mulai saya akses setelah diberikan akses gratis karena berlangganan harian Kompas. Ternyata di Kompas.id juga ada berita ataupun artikel menarik yang tidak ada di harian Kompas dan Kompas.com

Harian Kompas, Kompas.com dan Kompas.id memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing yang saling melengkapi.

Happy Anniversary Kompas.com , 22 Tahun telah mengabdi

Semoga semakin sukses

Salam

Hanya Sekadar berbagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun