Sangat menarik membaca sebuah ulasan diBloomberg.com yang membahas tentang tantangan taksi otonom atau taksi tanpa pengemudi (Self Driving).  Ulasan tersebut membahas bahwa pada saat ini banyak sekali penumpang taksi online sepeti Lyft dan Uber di Amerika Serikat  (AS) yang muntah dalam perjalanan. Menurut saya kemungkinan besar ini disebabkan oleh mabuk darat. Juga banyak tingkah laku penumpang yang jorok seperti melap tangan yang penuh minyak burger ke kursi, membuang sampah sembarangan, menumpahkan minuman dan lainnya.
Hal ini dialami oleh seorang pengemudi Lyft Pritam Singh, Â yang harus menghabiskan USD 200 per bulan untuk membersihkan mobilnya. Jika perusahaan pengembang taksi otonom seperti General Motors dan Uber sudah menjalankan usahanya maka diperkirakan biaya untuk membersihkan taksi bisa mencapai Puluhan juta Dollar AS per tahunnya.
Sebuah tantangan yang mungkin akan bisa diatasi dengan adanya robot yang bisa membersihkan mobil. Perusahaan rental mobil seperti Avis dan Hertz sekarang ini juga harus menanggung biaya yang tidak sedikit untuk membersihkan  mobil mereka setelah disewa. Banyak pelanggan yang tidak menjaga kebersihan mobil yang mereka sewa.
Perkembangan mobil otonom memang sangat pesat, Uber,Google, Mercedes Benz, General Motors dan masih banyak lagi perusahaan yang berlomba untuk mewujudkan mobil tanpa pengemudi. Pada tahun 2014 Â Society Of Automotive Engineers (SAE) International mengeluarkan klasifikasi tentang kemandirian mobil. Klasifikasi yang sudah diadopsi oleh National Highway Traffic Safety Administration AS pada tahun 2016.
- Level 0 ; sistem peringatan otomatis tanpa akses ke sistem mobil
- Level 1 Â (hands on) ; Pengemudi dan sistem otonom berbagi akses ke mobil. Sebagai contoh "Cruise Control" Â dimana sistem otonom bisa mengatur kecepatan sedangkan pengemudian tetap dipegang oleh pengendara. "Parking Assistance" dimana pengemudian diatur oleh sistem otonom dan pengendara mengatur kecepatan kendaraan
- Level 2  (hands off) ; Sistem otonom mengatur semuanya (kecepatan, pengemudian dan pengereman) namun pengendara harus tetap waspada dan memperhatikan situasi jalanan dan siap untuk mengambil alih  jika pengendara menilai bahwa sistem otonom kurang berfungsi dengan baik.
- Level 3 Â (eyes off) ; pengendara tidak perlu memperhatikan situasi jalanan. Bisa chating atau menonton film. Kewaspadaan tetap diperlukan untuk mengambil alih kemudi pada saat ada peringatan diberikan oleh sistem otonom.
- Level 4 (mind off) ; pengendara bisa tidur selama perjalanan atau bahkan duduk di kursi belakang. Sistem otonom jika menilai situasi tidak bisa diatasi akan secara otomatis mencari tempat parkir dan memarkir kendaraan. Setelah memberi peringatan kepada pengendara dan jika pengendara tidak merespon peringatan tersebut.
- Level 5 (wheel optional) ; sebuah sistem otonom yang tidak membutuhkan intervensi manusia. Seperti taksi otonom atau bisa diistilahkan Robotic Taxi.
Teknologi otonom yang sudah dipasang di mobil produksi masal baru mencapai level 1. Jika level 5 tercapai maka perkiraan saya, semakin sedikit mobil untuk keperluan pribadi yang akan terjual. Untuk apa kita membeli mobil sendiri, jika setiap saat kita bisa memanggil taksi otonom.
Perkembangan ini juga kemungkinan akan merubah bisnis model pabrik mobil. Sekarang ini pabrik mobil membuat mobil untuk dijual umum. Pada saat teknologi mobil otonom level 5 tercapai maka kemungkinan pabrik mobil akan merubah orientasinya menjadi membuat mobil untuk disewakan atau dijadikan taksi. Tentu akan tetap ada mobil pribadi yang dijual kepada kalangan super kaya.
Perusahaan taksi konvensional akan punah. Pengemudi taksi online dan konvensional tidak ada lagi. Perusahaan aplikasi taksi online jika mereka tidak ada kerjasama dengan pabrik mobil, menurut saya juga akan mati. Perusahaan penyewaan truk atau pengangkutan juga kemungkinan bisa akan mati, jika setelah taksi otonom muncul truk otonom yang bisa disewa dengan sistem seperti Uber.
Sebuah teknologi yang akan merubah bisnis model banyak perusahaan yang berhubungan dengan otomotif.
Sumber bacaan Wikipedia
Salam
Hanya sekadar berbagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H