Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebuah Refleksi tentang Pendidikan di Indonesia

27 Mei 2017   09:11 Diperbarui: 27 Mei 2017   09:44 1524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (http://www.lifevestinside.com)

Untuk mengolah informasi yang diperoleh agar bermanfaat perlu karakter yang baik. Karakter diperlukan untuk bisa memilah mana informasi yang bisa berguna dan mana yang sampah. Tanpa karakter, cukup dengan pengulangan yang sering, berita hoaks bisa dipercaya sebagai berita yang benar. Jika memiliki karakter, mungkin orang akan berusaha untuk mencari konfirmasi kebenaran sebuah kabar, bukan langsung sebar tanpa peduli.

Era sekarang ini tantangan buat Guru bukannya berkurang malah bertambah. Zaman saya, dilempar penghapus, dipukul dengan penggaris kayu, ditampar mungkin lumrah. Sekarang ini tidak bisa lagi. Orang tua anak sekarang yang dulunya mengalami pola didik yang keras, malah langsung marah jika anaknya dikerasi. Ada yang sampai memukuli guru dan parahnya memukuli bareng dengan anaknya. Zaman edan kalau menurut saya.

Selain itu dalam mengajar dan mendidik, Guru sekarang juga tidak bisa melakukan pola pengajaran satu arah. Dimana murid dianggap bodoh dan harus menerima semua yang diberikan oleh Guru. Murid sekarang tinggal tanya mbah Google dan jika Guru memberikan informasi yang salah akan langsung ketahuan. Guru sekarang harus bisa merubah cara mengajar menjadi dua arah, mengajar ditambah dengan diskusi.

Pendidikan karakter juga semakin lebih penting, dengan berkembangnya paham radikal seperti ISIS. ISIS dan paham radikal lain juga sangat memanfaatkan kecanggihan teknologi. Membagi pemikiran mereka menggunakan Facebook, Youtube, Blog, Vlog dan cara canggih lainnya.

Memperbaiki pola pendidikan Indonesia agar bisa berkesinambungan, menyeimbangkan antara soft skills dan hard skills. Memperkuat karakter, memperkuat pemahaman  konsep Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila adalah sebuah pekerjaan rumah yang besar.

Pemerintah, guru, pejabat negara, wakil rakyat, tokoh masyarakat dan masyarakat Indonesia harus bekerja sama demi  generasi penerus Indonesia.

Pejabat negara, wakil rakyat dan tokoh masyarakat mungkin bisa memberikan contoh atau berfungsi sebagai teladan. Guru dan pemerintah berperan dalam memperbaiki pendidikan formal dan masyarakat Indonesia bisa berperan untuk mendidik keluarga serta lingkungan terdekat.

Salam

Sebuah pemikiran untuk kemajuan Indonesia

Selamat menunaikan Ibadah Puasa kepada kawan-kawan yang beragama Islam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun