Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Subsidi Listrik dan BBM, Lebih Baik Memberi Ikan atau Kail?

23 Mei 2017   07:57 Diperbarui: 24 Mei 2017   06:24 2131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (http://www.canstockphoto.com)

Indonesia akhirnya membayar lebih mahal demi memenuhi kebutuhan subsidi, menimbulkan ekonomi biaya tinggi dan siapakah yang mendapat keuntungan dari bisnis ini? Yang pasti bukan rakyat

Saat ini setelah hampir 3 tahun BBM tidak lagi disubsidi kecuali solar. Konsumsi premium mulai menurun, bahkan di pulau Jawa konsumsi premium sudah di bawah 40% dibandingkan dengan konsumsi BBM lainnya.

Subsidi Listrik 900 VA

Awal tahun 2017, pemerintah mencabut subsidi listrik bagi masyarakat pengguna daya 900 VA yang dianggap mampu. Sempat menimbulkan inflasi yang tinggi di bulan Januari dan Februari 2017.

Saya mengamati adanya beberapa fenomena yang menyebabkan saya setuju dengan pencabutan subsidi bagi pelanggan 900 VA yang dianggap mampu. Rumah kos di Jakarta banyak saya perhatikan sekarang trendnya adalah memasang meteran listrik per masing-masing kamar, dengan penggunaan AC seharusnya mereka minimal memasang daya 900 VA. Konsumsi listrik AC yang kecil (1/2 PK) adalah sekitar 350-450 watt, jika dipasang hanya daya 450 VA ditambah dengan penggunaan listrik lain seharusnya tidak cukup. Dengan harga sewa kost yang minimal Rp 1,5 juta sebulan memang pantas jika subsidi untuk mereka dicabut.

Bayangkan jika ada 1000 kos dengan masing-masing  berkapasitas 20 kamar berarti ada 20.000 subsidi yang tidak tepat sasaran. Ditambah lagi saya menemukan beberapa rumah menggunakan 2 meteran listrik, tapi saya tidak tahu berapa daya terpasang masing-masing meteran. Jika menggunakan daya 900 VA berarti bertambah lagi subsidi yang tidak tepat sasaran, rumah dengan 3 AC kok masih disubsidi

Harus diakui bahwa banyak pengguna daya 900 VA adalah masyarakat tidak mampu dan mungkin terkena pencabutan subsidi. Sebenarnya mereka bisa melapor ke Kementrian ESDM agar subsidi mereka dikembalikan. Namun sosialisasi cara melapor  yang saya lihat masih kurang.

Jika sosialisasi cara melapor digalakkan dan Lurah sebagai garda terdepan pemerintah berperan aktif untuk mendata rakyatnya yang tidak mampu. Saya pikir seharusnya data masyarakat yang masih harus menerima subsidi listrik bisa diperbaiki.

Saya ingin menyarankan agar pemerintah memperbaiki data terlebih dahulu sebelum mencabut subsidi listrik 450 VA. Karena seharusnya pengguna listrik 450 VA adalah masyarakat yang benar-benar tidak mampu, kecuali jika  terjadi juga fenomena kost dan dobel meteran.

**************

Pemerintah mengalihkan dana subsidi ke sektor produktif. Seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan,dana desa dan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun