Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Subsidi Listrik dan BBM, Lebih Baik Memberi Ikan atau Kail?

23 Mei 2017   07:57 Diperbarui: 24 Mei 2017   06:24 2131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (http://www.canstockphoto.com)

Ini yang saya sebut memberikan kail bukan ikan. Subsidi saya ibaratkan hanya memberikan ikan yang memang membuat rakyat senang pada awalnya, tetapi apakah Indonesia hanya ingin berjalan di tempat? Bandingkan dana 300 Triliun rupiah diberikan sebagai subsidi yang penikmatnya bukan hanya golongan yang pantas disubsidi, dengan menggunakan dana tersebut untuk membangun infrastruktur. Pembangunan infrastruktur yang merupakan sebuah keharusan mengingat Indonesia masih memerlukan banyak sekali infrastruktur.

Bayangkan kita tinggal di sebuah desa yang sangat subur, seperti kata Koes Ploes hanya melempar tongkat jadi tanaman. Tapi jalan ke sana rusak, biaya untuk mengangkut hasil pertanian sama dengan harga jual di pasar.  Desa ini juga belum teraliri listrik. Bukankah penduduk desa ini lebih berhak mendapatkan perhatian? Jalan dibangun dan listrik disalurkan

Juga memberikan kail adalah dengan memberikan dana desa (melalui koperasi), yang saya harapkan bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan sehingga bisa lebih berdaya saing. Bagaimana dengan penduduk miskin di perkotaan? Dengan memberikan pelatihan dan permodalan untuk membuat suatu usaha saya pikir bisa membantu untuk memperbaiki taraf hidup mereka. Dengan harapan masyarakat yang sekarang masih perlu disubsidi pada akhirnya bisa menolak diberikan subsidi karena sudah mampu.

Memberikan kail lebih baik daripada hanya menyediakan ikan.

Dengan subsidi yang tepat sasaran dan pengalihan dana subsidi ke kegiatan produktif. Saya berharap agar kesenjangan ekonomi di Indonesia bisa berkurang dan Indonesia bisa segera menjadi negara maju.

Salam

Sebuah pemikiran untuk kemajuan Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun