Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

[Ngawur] Jose Mourinho, The Special One di Mata Awam

22 Mei 2017   08:27 Diperbarui: 27 Mei 2017   07:10 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selalu menarik untuk membicarakan seorang Jose Mourinho yang mendapat atau malah menjuluki diri sendiri sebagai The Special One.

Saya pribadi bukan penggemar olahraga pada umumnya, apalagi sepakbola. Hanya dulu pada masa jaya bulutangkis Indonesia sempat menjadi salah satu penggemar dan sering nonton siaran langsung nya di TV. Saya hanya akan menonton sepakbola pada saat ada yang mengajak nonton bareng di suatu tempat. Lebih sering saya membaca tentang hasil sebuah pertandingan di media dan akhir-akhir ini di Kompasiana. Saya bisa dibilang awam untuk urusan sepakbola.

Karir Mourinho mulai saya perhatikan sejak dia melatih Chelsea. Karir Mou sebagai manajer dimulai di FC Porto, setelah sebelumnya pernah menjadi asisten Bobby Robson dan Louis Van Gaal.

Beberapa prestasi Jose Mourinho di berbagai klub dan negara,

Porto, Portugal

  • Juara liga,  2002-2003 dan 2003-2004
  • Taca de Portugal 2002-2003
  • Supertaca Candido de Oliviera 2003
  • UEFA Cup 2002-03
  • UEFA Champions League 2003-04

Chelsea, Inggris

  • Juara liga 2004-05, 2005-06, 2014-15
  • FA Cup 2006-07
  • Football league club 2004-05, 2006-07, 2014-15
  • Comunity Shield 2005

Internazionale (Inter Milan), Italia

  • Serie A 2008-09, 2009-10
  • Coppa Italia 2009-10
  • Supercoppa Italiana 2008
  • UEFA Champions League 2009-10

Real Madrid, Spanyol

  • La Liga 2011-12
  • Copa Del Rey 2010-11
  • Supercopa de Espana 2012

Manchester United, Inggris

  • EFL cup 2016-17
  • FA Community Shield 2016

Prestasi di atas membuktikan bahwa memang Mou pantas dijuluki The Special One. 5 klub di 4 negara, semua nya berhasil menghasilkan titel juara, minimal di tingkat nasional. 

Prestasi  yang sangat luar biasa. Sebagai manajer Mou sangat piawai dalam menganalisa kelemahan sebuah tim dan memperbaikinya dengan membeli pemain yang sesuai dengan konsep yang diinginkan. Sebuah kekuatan dan kelemahan menurut saya.

Bagi tim yang sudah puasa gelar seperti Chelsea, pada awal Mou bergabung. Hal ini sangat menguntungkan, karena dengan datangnya The Special One langsung mendongkrak prestasi Chelsea menjadi juara liga setelah 50 tahun berpuasa.

Kemampuan ini sangat dihargai oleh pemilik tim yang menginginkan suatu perubahan besar dalam prestasi. Pemilik tim berani menggelontorkan uang demi mendapatkan pemain yang diinginkan Mou. Puncaknya adalah Pogba yang didatangkan ke Manchester United dengan memecahkan rekor pemain termahal.

Keahlian menganalisa kelemahan tim dan mendatangkan pemain baru saya sebut sebagai  kelemahan. Adalah karena dengan mendatangkan pemain baru secara langsung atau tidak, pemain lama merasa terancam. Ini yang terkadang menyebabkan semangat pemain lama berkurang, terutama untuk tim yang sudah sering juara seperti Manchester United.

Tetapi bagi beberapa pemain, dengan datangnya pemain baru malah menyebabkan semangat bersaing mereka naik. Sebagai contoh Marcus Rashford di MU yang merasa tertantang dengan Ibramovic seorang pemain gaek yang sangat produktif.

Saya juga melihat Mourinho belum bisa membangun suatu budaya tim, seperti yang dilakukan oleh Sir Alex Ferguson di MU. Dengan seringnya Mourinho pindah antara satu tim ke tim yang lain di berbagai negara, apakah ini yang menjadi penyebab?

English Premier League sudah selesai, Manchester United finis di posisi 6. MU masih akan menghadapi Ajax di Final Piala Eropa, final yang sangat menentukan nasib Mourinho di MU. Manajemen MU sampai saat ini belum memberikan perpanjangan kontrak kepada Mourinho, masih menunggu apakah MU bisa tampil di Piala Champions musim depan.

Sir Alex Ferguson, juga mengometari hasil MU yang lebih banyak seri dibandingkan dengan menang. Menurut Fergie, MU seharusnya bisa bersaing di posisi 4 besar, jika saja minimal 6 hasil seri tersebut diubah menjadi kemenangan. Nasi sudah menjadi bubur.

Sekarang, Apakah Manchester United bisa mengalahkan Ajax Amsterdam dan menjadi juara liga Eropa?

Bagaimana nasib The Special One jika Manchester United gagal tampil di Liga Champions, musim depan?

Kita tunggu tanggal 25 Mei 2017

Sumber bacaan  1  2  3  

Salam

Hanya seorang awam yang mencoba menulis tentang sepakbola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun