Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mau Hidup Leha-Leha tanpa Harus Bekerja?

18 Mei 2017   08:16 Diperbarui: 18 Mei 2017   12:42 3073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (creatingapassiveincome.com)

Uang dibutuhkan dalam kehidupan. Untuk mencari uang atau memperoleh penghasilan kita harus bekerja, baik dengan bekerja untuk orang lain ataupun memiliki usaha sendiri. Saya pikir banyak diantara kita yang berpikir. Kapankah saya bisa hidup tanpa harus bekerja? Sebuah pemikiran yang wajar karena terkadang bukan masalah capek dalam bekerja tetapi stress yang membuat lelah pikiran.

Sebenarnya hal ini sangat mungkin, jika kita telah memiliki passive income.  Menurut Wikipedia, definisi passive income adalah memiliki penghasilan rutin dengan usaha yang sangat minim.

Syarat utama untuk memiliki passive income menurut saya, adalah dengan melakukan investasi.  Definisi investasi menurut Investopedia adalah membeli aset atau barang dengan harapan akan bisa meningkat nilainya di masa depan dan atau bisa memberi penghasilan. Dalam bahasa ekonomi melakukan investasi, adalah membeli barang yang tidak akan kita gunakan sekarang tetapi akan digunakan di masa depan untuk meningkatkan kekayaan. Sedangkan dalam bahasa keuangan berarti pembelian aset dengan harapan bisa memberi penghasilan di masa depan atau bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi dibanding harga pembelian.

Agar bisa melakukan investasi, disiplin dalam membuat anggaran atau budget adalah sangat penting. Seperti yang sudah pernah saya tulis dalam "Fenomena Gaji 10 Koma". Tanpa disiplin anggaran, kecuali bagi yang terlahir dari keluarga kaya raya akan sangat sulit melakukan investasi.

Beberapa instrumen investasi yang menurut saya bisa dijadikan sarana untuk memperoleh passive income adalah,

Deposito

Menaruh uang Anda di deposito akan menghasilkan bunga yang cukup lumayan dibandingkan dengan tabungan biasa. Nilai bunga ini bisa dijadikan passive income. Namun sayangnya dengan investasi di deposito, kita tidak bisa mengharapkan nilai investasi kita akan bertambah atau tidak bisa menjual deposito dengan nilai yang lebih tinggi dari pembelian.

Hal yang harus diperhatikan jika Anda ingin berinvestasi di Deposito adalah rekam jejak Bank. Selain itu Anda juga harus melihat apakah tingkat bunga lebih besar atau lebih kecil dari inflasi? Serta potongan pajak atas penghasilan bunga deposito

Obligasi

Obligasi juga akan memberikan bunga kepada para investor.  Sama seperti deposito Anda tidak bisa menjual deposito lebih tinggi daripada harga pembelian di akhir masa berlaku deposito. Namun obligasi bisa dijual lebih tinggi di pasar obligasi,  jika pada masa berlakunya deposito (biasanya di awal masa) nilai suku bunga turun jika dibandingkan dengan suku bunga pada saat obligasi diterbitkan.

Namun jika Anda menjualnya berarti yang anda peroleh hanya keuntungan dari nilai penjualan dikurangi nilai pembelian (capital gain). Tidak bisa lagi diharapkan memperoleh bunga, karena hak atas bunga akan berpindah ke pembeli obligasi milik Anda.

Saham

Salah satu instrumen yang menurut saya cukup menarik untuk memperoleh passive income. Untuk bisa dijadikan sumber passive income, Anda harus melihat rekam jejak perusahaan, apakah setiap tahun rutin memberikan deviden (pembagian keuntungan). Jika ya berapa nilai deviden yang dibagikan setiap tahunnya.

Salah satu perusahaan yang masuk dalam radar saya, masuk dalam kategori ini adalah Astra Internasioal (ASII). ASII dalam 5 tahun terakhir rutin memberikan deviden yang nilainya berkisar antara 100-300 rupiah per saham.

Saham juga bisa memberikan capital gain, namun juga ada resiko nilainya akan turun. Saham perusahaan yang dikelola dengan baik, biasanya akan terus meningkat harganya dalam jangka panjang (5-10 tahun).

Lebih menarik lagi, Anda bisa mencicil membeli saham. Dalam arti kata membeli sedikit-sedikit sampai nilai passive income yang dihasilkan bisa mencukupi kebutuhan Anda.

Properti

Properti adalah salah satu instrumen investasi yang sudah teruji dalam beberapa masa. Banyak orang tua yang memberi nasehat untuk melakukan investasi di properti karena biasanya sangat aman. Dengan catatan pada saat pembelian Anda betul-betul memastikan bahwa tidak ada sengketa atas properti tersebut. Sebab banyak ditemui satu properti yang bisa memiliki lebih dari 2 sertifikat, bahkan sampai pernah saya baca sampai 5 sertifikat.

Nilai properti akan terus naik, karena jumlah populasi manusia terus bertambah sedangkan tanah tidak akan bertambah. Tinggi atau rendahnya persentase kenaikan tergantung dari strategis atau tidak properti tersebut. Nama pengembang juga bisa mempengaruhi perkembangan nilai properti.

Selain memperoleh capital gain dengan investasi di properti Anda juga bisa memperoleh passive income dengan cara menyewakannya.

Sangat mungkin untuk bisa hidup leha-leha tanpa bekerja, tetapi butuh usaha keras dan disiplin dalam keuangan.

Tinggal Anda tentukan berapa nilai passive income yang cukup untuk membiayai kehidupan Anda. Setelah itu membuat rencana untuk mencapai tujuan tersebut dengan melakukan investasi yang paling cocok dengan Anda.

Salam

Hanya sekedar berbagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun