Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seorang Kartini Modern, Bernama Risma

20 April 2017   07:33 Diperbarui: 21 April 2017   15:00 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Risma (sumber Kompas.Com)

Selamat Hari Kartini bagi seluruh perempuan Indonesia

Raden Adjeng Kartini, seorang perempuan fenomenal Indonesia. Buah pemikirannya jauh melampaui bukan hanya pemikiran perempuan Indonesia, tapi juga laki-laki Indonesia mungkin bahkan dunia di zamannya. Kartini lahir tanggal 21 April 1879 merupakan anak ke 5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri.  Sampai usia 12 tahun Kartini bersekolah di ELS (Europese Lagere School), dimana Kartini mempelajari bahasa Belanda.

Dengan kemampuan berbahasa Belanda, Kartini dapat ber korespondensi dengan teman-teman yang berasal dari Belanda. Kartini juga banyak membaca buku, koran dan majalah, faktor yang menyebabkan Kartini tertarik dengan kemajuan perempuan Eropa. Dari korespondensi ini terlihat bahwa Kartini selain tertarik dengan emansipasi perempuan, beliau juga tertarik dengan masalah sosial umum.

J.H Abendanon pada tahun 1911, menerbitkan buku yang merupakan kumpulan pemikiran Kartini. Pemikiran Kartini yang dicurahkan dalam surat-surat ke teman-temannya di Eropa. Buku ini diberi judul Door Duisternis tot Licht terjemahan harfiahnya " Dari Kegelapan Menuju Cahaya"  atau lebih dikenal dengan nama "Habis Gelap Terbitlah Terang". Buku ini menginspirasi perempuan Indonesia untuk mengambil peran lebih. Kartini ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 1964 oleh Presiden Soekarno dan hari lahirnya ditetapkan sebagai hari Kartini.

Sumber

Di masa modern ini banyak sekali perempuan Indonesia yang telah ber emansipasi dan berperan lebih dalam kehidupan mereka. Salah satu Kartini Modern yang menarik perhatian saya adalah Tri Rismaharini, walikota Surabaya yang sedang menjalankan masa bakti  periode kedua.

Tri Rismaharini atau lebih dikenal dengan sebutan Risma, lahir pada tahun 1961 di Kediri. Menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi Surabaya jurusan arsitektur. Berkarir sebagai PNS kota Surabaya sejak tahun 1990an dan terakhir menjabat sebagai  Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya, sebelum terpilih sebagai walikota Surabaya pada tahun 2010.

Pencalonan periode kedua tahun 2015, Risma terpilih melanjutkan jabatan sebagai walikota Surabaya periode 2016-2021. Dengan kemenangan yang sangat fenomenal, 86,34 % perolehan suara. Risma sukses menata Surabaya dengan banyak membangun taman dan lainnya. Dolly sarang prostitusi legendaris sukses diubah menjadi pusat UKM semenjak tahun 2014.

Prestasi Risma juga diakui kalangan internasional, pada tahun 2013 Surabaya memperoleh penghargaan tingkat Asia Pasifik. Future Government Awards dalam bidang data center dan inklusi digital, mengalahkan 800 kota di lingkungan Asia Pasifik. Pada tahun 2014, Risma dinobatkan sebagai walikota terbaik dunia atas keberhasilannya menata kota Surabaya sebagai kota metropolitan yang terbaik penataannya. Pada tahun 2015, prestasi ini diulangi walaupun turun menjadi posisi ketiga walikota terbaik sedunia versi World City.

Tahun 2015, Risma masuk dalam jajaran 50 tokoh paling berpengaruh dunia versi majalah Fortune. Pada tahun itu Risma, juga memperoleh tanda kehormatan Bintang Utama dari Presiden Joko Widodo, penghargaan tertinggi Indonesia untuk warga negara sipil.

Risma sebagai walikota Surabaya, juga terkenal dengan kedekatannya dengan anak-anak. Tahun 2016, sempat muncul wacana, Risma akan dicalonkan menjadi Gubernur Jakarta. Banyak anak Surabaya yang menangis dan memohon agar Risma tidak pindah. Risma juga sering terlibat langsung dalam menangani taman di Surabaya serta penanganan banjir pada musim hujan.

Pada tahun 2017, dalam rangka menyelamatkan 7 aset kota Surabaya yang terancam lepas. Risma sampai berdiskusi dengan KPK. Karena dalam sidang gugatan, pemkot Surabaya kalah. Aset yang sudah dari jaman Belanda tercatat sebagai aset pemerintah, antara lain Gelora Pancasila, waduk di kecamatan Wiyung dan tanah serta bangunan kantor PDAM Surya Sembada di jalan Prof Dr Moestopo bisa berpindah tangan. Risma mencurigai ada hal yang tidak beres sehingga aset pemkot Surabaya bisa berpindah tangan.

Sebagai seorang perempuan yang karirnya sangat sukses, Risma tetap berprinsip bahwa di rumah perempuan harus tetap berfungsi sebagai ibu. Ibu adalah kodrat perempuan, dengan mendidik anak-anaknya menjadi manusia yang hebat dan berprestasi, menurut Risma

Kartini modern yang saya kagumi, Tri Rismaharini.

Besar harapan saya Tri Rismaharini, bisa terpilih menjadi gubernur Jawa Timur dalam pilkada 2018. Agar kepemimpinan dan kerja Risma, bisa memberi manfaat yang lebih luas. Bukan hanya Surabaya tapi seluruh masyarakat Jawa Timur.

Pertanyaannya, apakah rakyat Jawa Timur siap menerima pemimpin perempuan? Apakah isu gender akan dimainkan, seperti isu SARA di Jakarta?

Salam

Sumber bacaan   1  2  3  4

Hanya sekedar berbagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun