Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Gula (APGI), Pieke Njoto Setiadi mengatakan siap menjalankan kesepakatan yang sudah ditandatangani. Ketua Aprindo, Roy Mandey mengatakan bahwa dengan adanya kesepakatan ini, pengusaha ritel masih memperoleh keuntungan yang wajar.
Mengutip Harian Kompas (6 April 2017)
Sekjen Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia), M Nur Khabsyin. Mengatakan petani tebu keberatan dengan adanya kesepakatan ini. Karena dikhawatirkan pengusaha gula akan menekan harga lelang gula demi memenuhi kesepakatan ini.
Simalakama Penghidupan Petani
Pemerintah memang mengalami simalakama tentang harga produk pertanian. Di satu sisi kehidupan petani belum sejahtera tetapi di sisi lain jika harga produk pertanian melonjak akan membuat inflasi tinggi. Sehingga menyusahkan rakyat kecil lain yang bukan petani.
Petani akan teriak ke pemerintah minta bantuan jika harga jual produk pertanian turun, seperti yang dilakukan oleh peternak ayam baru-baru ini. Namun jika harga melonjak tinggi seperti cabai rawit merah, petani akan menjual dengan harga setinggi tingginya.
Nilai tukar petani adalah perbandingan dari penghasilan petani dengan biaya yang harus dikeluarkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS).
Pada November 2015 nilai tukar petani adalah 102,95 sedangkan November 2016 sebesar 101,31.Turun sebesar 1,59 % dari tahun 2015 ke 2016. (Sumber 1 2)
Angka nilai tukar petani di atas 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya menurut BPS.
Walaupun sudah di di atas 100, masih kecil menurut pendapat saya, belum bisa memberikan kesejahteraan kepada petani.
Simalakama yang dihadapi oleh pemerintah, menurut pendapat saya bisa diatasi.