( Mungkin Token, bisa membuat seseorang menjadi religius. Karena jadi sering berdoa. Apalagi di musim Long-Bear begini. Maybe )
Ada beberapa pendekatan investasi crypto yang sebenarnya masih banyak harus di edukasi ke masyarakat umum. Terdapat 3 approach yg bisa dilakukan, ada Technical Analysis, Fundamental Analysis & On-Chain Analysis.
Approach fundamental, biasanya digunakan oleh Crypto Fund Company seperti Grayscale, ARK Invest dkk untuk mem-valuasi sebuah aset crypto. Intinya, approach ini me-”niru” metode DCF Valuation, tetapi berhubung project crypto tidak memiliki Cash Flow, data-data dari Exchanger seperti velocity of money, price level dkk digunakan sebagai dasar untuk mengukur Current Utility Value sebuah aset.
On-Chain Analysis ada beberapa, mulai metode Network Value to Transaction, Realized Capitalisation Metric sampai HODL Waves.
Technical Analysis ? not a fan, tapi sama seperti TA pada saham & forex.
Pusing ? iya, sama. Saya juga pusing jika dijelaskan semua disini.
( saya akan jelaskan nanti analisa-nya satu per-satu )
…long story short, framework membuat sebuah token seperti ASIX harus memiliki LUC.
Iya, LUC. Bukan Luck keberuntungan. Memang kurang huruf K.
LUC adalah istilah saya. Singkatan dari Liquidity, Utility & Community.
Jika tidak ada ini, maybe project-nya tidak akan LUCK beneran 😃
Agar bisa menghasilkan LUC, ada 4 policy yg harus di-desain saat membuat sebuah
Token. Ini juga bisa menjadi acuan saat kita membeli sebuah token.
1. Technical : Code-nya “clean” kah ?, Legal risk-nya gimana ?
2. Type of Token : Token atau Koin ? Inflationary or Deflationary ?
3. Token Allocation : Berapa % yg dirilis per round ? Siapa saja yg mendapat alokasi ?
4. Token Distribution : Apakah ada cliff ? vesting berapa lama ?
Penjelasan detailnya, saya jelaskan nanti. Intinya di dalam Token Economy adalah bagaimana menjaga kestabilan harga sebuah token sembari membuat harga token-nya mengalami apresiasi.