Mohon tunggu...
Ronaldo Tengker
Ronaldo Tengker Mohon Tunggu... Penulis - Writer

The Author of: The Unconditional Love (2012), Beautiful Exchange (2013), Everlasting Love (2015), FriendShape (2015), The One I Love (2016), Romeo and Julio (2017), The Unconditional Love 2 (2021), You Only Love Once (soon)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Bawah Pohon Rindang

12 Juni 2014   18:37 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:03 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku sengaja berhenti dari permainan basket yang sudah aku lakukan 20 menit yang lalu, aku merasa kasihan kepada Lia yang sudah menungguku sekian lama. Aku menghentikan permainanku, dan segera menghampiri gadis itu.

“Kok udah selesai Fon?” tanyanya, aku tersenyum diantara sisa-sisa tenagaku yang telah terkuras untuk bermain basket.

“Aku nggak mau kamu nunggu terlalu lama, Li.” Aku mengambil handuk untuk mengeringkan wajahku dari keringat.

“Ah, ga lama kok Fon, palingan cuma 20 menitan aku nunggunya.”

“Aku traktir bakso deh, aku tahu tempat bakso yang enak sekitar sini, kamu pasti laper, kan?” Aku mengembalikan handukku dan kemudian meneguk air mineral yang berisi hanya seperempat botol saja, menghabiskannya dalam sekejap.

“Banget Fon hehehehe.” Dia tertawa lagi.

“Ayo deh, ambil tasmu ya, jangan sampe ada yang ketinggalan.” Aku berusaha menasehatinya.

“Ya, ya, ya Pak Boss!” Dia mengambil tasnya yang berwarna biru muda dan menggantungkannya di pundak. Aku segera mentraktirnya memakan bakso di dekat SMA kami.

Aku tidak pernah melewatkan sedikitpun saat-saat dalam hidupku tanpa kehadiran Lia. Dia selalu ada di segala situasi di dalam hidupku. Hingga hari itu tiba kepadaku, hari yang semakin meyakinkan perasaanku bahwa aku mencintai gadis itu. Benih-benih cinta mulai tertebar di setiap sudut hatiku.

Siang itu, waktu pulang sekolah telah lewat 15 menit yang lalu. Para siswa sudah pulang dan hanya segelintir orang saja di lapangan sekolah. Aku berjalan keluar dari kelasku, mendongak melihat tempat duduk yang terdapat di bawah pohon rindang yang seperti biasanya aku mendapati sosok Lia duduk menungguku. Hari ini bukanlah hari yang spesial, entah kenapa aku ingin mengutarakan perasaanku kepadanya. Mungkin aku sudah memendamnya terlalu lama.

“Lia,” Aku memegang tangannya dengan lembut, dia tersentak kaget. “Aku ingin berbicara beberapa kata denganmu.” Aku duduk di sebelahnya. Semilir angin siang ini membelai wajah kami. Jantungku berdegup seirama dengan ketukan kakiku yang naik turun tak seirama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun