Mohon tunggu...
Ronaldo Tengker
Ronaldo Tengker Mohon Tunggu... Penulis - Writer

The Author of: The Unconditional Love (2012), Beautiful Exchange (2013), Everlasting Love (2015), FriendShape (2015), The One I Love (2016), Romeo and Julio (2017), The Unconditional Love 2 (2021), You Only Love Once (soon)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Bawah Pohon Rindang

12 Juni 2014   18:37 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:03 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku bertemu dengannya bukan pada saat yang tepat waktu itu. Mungkin bisa dibilang, pertemuan dengannya adalah kebetulan sekali. Pertemuan yang harus terjadi ketika aku saat itu sedang diputus oleh pacarku di bawah pohon rindang. Aku tidak mengerti kenapa aku bisa sampai diputus. Aku hanya ingin hubunngan ini terus berlanjut, namun orangtua cewekku tidak merestui hubungan kami. Maka dari itu cewekku memutuskan hubungan kami. Aku hanya bisa bersedih saja saat itu ketika kejadian ini menimpaku.

Dia datang di saat yang tidak tepat, tapi aku benar-benar sedang membutuhkan seseorang untuk membagi ceritaku, membagi lukaku, agar aku bisa melupakannya. Saat dia menanyakan hal yang menyinggung mantan pacarku dia selalu meminta maaf.

“Kamu nggak usah meminta maaf, Lia, semua itu sudah terjadi, biarlah waktu yang membantuku untuk melupakannya. Berat sih, tapi mau gimana lagi?” Aku hanya tersenyum saat dia melihat ke arahku. Gadis itu cantik, kulitnya putih, rambutnya yang hitam itu tergantung sebahunya.

“Waktu? Untuk apa meminta tolong waktu? Aku bisa membantumu, aku bisa menjadi tempat curahan hatimu, Alfon. Kita bisa menjadi sahabat hehehehe.” Dia tertawa renyah sekali. Hatiku serasa damai ketika sudah mendengar suaranya, entah kenapa.

Aku bertemu dengannya hampir tiap hari. Kelas kami bersebelahan. Dia selalu datang ke kelasku ketika waktu istirahat tiba. Kami sering bercanda di kantin, membicarakan mengenai hal-hal yang tidak penting tapi bisa membuat suasana di antara kita berdua tidak pernah garing.

“Alfon!” Panggilnya, suatu hari saat aku sedang bermain basket bersama-sama dengan teman-temanku setelah jam pulang sekolah lewat. Aku menolehkan kepalaku ke arah suara milik Lia. Gadis itu melambaikan tangannya sambil memicingkan mata karena terik matahari yang  terasa sangat menyengat.

Aku berlari menghampirinya, aku tersenyum sekilas padanya. Keringatku bercucuran membasahi tiap sudut badanku.

“Ada apa, Li?” tanyaku kemudian. Dia hanya terdiam sesaat.

“Sopirku hari ini ga masuk, jadi dia ga bisa jemput aku. Aku boleh nebeng kamu ga pulangnya?” Lia menggigit bibirnya.“Oh, kirain apaan! Boleh dong! Tapi tunggu dulu ya, aku masih main basket, ga apa-apa kan?” tanyaku sambil menyeka pelipisku dengan menggunakan telapak tanganku yang lembab.

“Iya, ga apa-apa kok, aku ga terburu-buru.” Dia tersenyum lagi untuk yang kesekian kalinya saat itu. “Ya udah main dulu sana, aku tunggu di bawah pohon rindang ya!” lanjutnya. Aku hanya mengangguk, menepuk kepalanya pelan lalu kembali ke dalam lapangan untuk bermain basket.

Ketika aku bermain basket pandanganku tidak bisa lepas dari sosok di bawah pohon rindang. Lia. Gadis itu benar-benar mengalihkan duniaku. Dia memang bukan yang pertama di hatiku, tapi dia adalah orang yang selalu ada ketika aku berada dalam suka dan duka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun