Mohon tunggu...
Ronald Yacob Lokollo
Ronald Yacob Lokollo Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi Rehabilitasi Sosial

Praktisi Rehabilitasi Sosial Disabilitas Mental/Gangguan Jiwa dan Ketergantungan Narkotika

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Burnout pada Pekerja di Rehabilitasi

29 Januari 2019   17:52 Diperbarui: 29 Januari 2019   17:57 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Panti Rehabilitasi, tidak mudah mengenali pekerja yang stres, lelah fisik dan mental akibat pekerjaan, atau lebih dikenal sebagai burnout.  

Burnout karena  terus menerus menghadapi klien yang mempunya permasalahan dengan kecanduan serta klien yang mengalami gangguan psikis serta menghadapi keluarga klien, atau sesama pekerja yang sehari-hari terus menggerutu.

Yang sulit adalah untuk mendeteksi  dan mencegah burnout itu terjadi.   Sebagai pengelola Lembaga Rehabilitasi, anda tentu tidak ingin pekerjaan anggota tim anda kualitasnya rendah, karena akan sangat mengganggu pelayanan kepada klien yang di rehabilitasi.

Burnout adalah respons seseorang terhadap stres emosional dan interpersonal kronis di tempat kerja. Penyebabnya bukan semata mental yang kurang tahan banting, bekerja terlalu banyak, jam kerja yang panjang, atau kerja dalam lingkungan dengan standar yang tinggi. Sebaliknya, itu adalah masalah multidimensi dengan banyak penyebab yang kompleks dan masalah penerimaan diri / Acceptance Level dari pekerja di lembaga itu sendiri.

Hal-hal umum yang menyebabkan kelelahan kerja adalah tuntutan pekerjaan yang berlebihan.  Pelatihan yang tidak benar dan/atau sumber daya yang tidak memadai untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif.  Penyebab lainnya yaitu terjadi konflik peran,  hal ini bisa terjadi akibat kurangnya Acceptance level dalam dari diri pekerja tersebut. 

Umpan balik adalah hal yang sangat penting bagi pekerja anda, sehingga mereka tahu bahwa tugas sudah dikerjakan dengan benar. Karyawan (yang merasa) tidak memiliki partisipasi dalam pengambilan keputusan dan (merasa) kurang dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan terhadap caranya melakukan suatu tugas juga memicu kondisi stres yang akut.   Penyebab lainnya adalah beban kerja yang tidak nyambung. Kelebihan beban pekerjaan dalam melakukan jenis pekerjaan yang salah.

Semua itu adalah pemicu stres yang menyebabkan pekerja mengalami burnout. Kondisi ini juga bisa terjadi ketika seorang pekerja tidak punya akses dalam mengontrol sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan secara efektif, atau saat mereka (merasa) tidak punya cukup otoritas untuk melakukan pekerjaan dengan cara yang paling efektif.


Burnout tidak hanya mempengaruhi kinerja karyawan, namun berdampak pada kinerja tim dan lingkungan kerja. Efek buruknya adalah: Berniat untuk resign, sering tidak masuk, produktivitas rendah, kerja menjadi tidak efektif, kepuasan kerja menurun, kurangnya komitmen terhadap pekerjaan dan organisasi yang dampaknya akan mengganggu  pekerjaan rekan kerja yang lain.

burnout-1-5c50313c6ddcae30836db1e7.jpg
burnout-1-5c50313c6ddcae30836db1e7.jpg

Berikut adalah cara untuk mencegah kelelahan di tempat Rehabilitasi anda:

 1. Realistis ketika menetapkan tugas. Mendelegasikan sejumlah pekerjaan yang menantang, tapi tidak berlebihan.

2. Fleksibel. Memastikan bahwa setiap anggota tim Anda berada dalam posisi yang membuat mereka bersemangat. Buat posisi baru atau membiarkan pekerja Anda pindah untuk posisi yang berbeda jika mereka merasa lebih bergairah dan percaya diri mengerjakan hal tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun