Mohon tunggu...
Ronald Dust
Ronald Dust Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Musik dan Jurnalis

Seniman Musik dan Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

"Vocal Science" Tidak Laku di Indonesia

31 Maret 2021   17:07 Diperbarui: 31 Maret 2021   17:25 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknik metal scream itu memberikan penekanan di bagian larynx, tapi bukan berarti menekan tenggorokan dengan jari! Penekanan dilakukan dengan cara mendorong udara melalui pernapasan diafragma ke pita suara (cords) seraya menegangkan bagian larynx. Sehingga tegangan yang dialami tenggorokan masih bisa dikontrol dan menghasilkan suara distorsi di nada-nada tinggi. 

Kasus lainnya, ada seorang juri yang mentolerir peserta untuk suara 'kecengklak'-nya. Ia membenarkan penyanyi jika bernyanyi sampai 'tersedak' di nada-nada tinggi, menurut juri tersebut: Keren!. Apa lagi ini bah?

Jika seseorang tersedak di nada-nada tinggi, itu berarti ia tidak mampu. Sebabnya beragam. Ada yang disebabkan karena supply napasnya tidak cukup banyak untuk mendorong pita suara; ada yang karena terlalu mengandalkan tenggorokannya (strained); ada yang karena ia tidak konsentrasi; ada yang karena memang range vokalnya berbeda; dll. Berbagai-bagai sebab. Jika dibiarkan, pita suara akan dapat teriritasi/meradang, pita suara akan sulit buka-tutup (bergetar) karena kelelahan dalam jangka waktu yang lama.

Hal-hal seperti itu harus diterangkan secara ilmiah, dan ada ilmunya: Teori Vokal.

Namun, teori vokal dengan pendekatan vocal science ini tidak begitu laku di Indonesia.

Masih terlalu banyak orang-orang yang asal bicara tanpa pengetahuan dan skill menganalisa vokal yang  mumpuni. Kiranya tulisan ini dapat menginspirasi kita untuk menyadari bahwa: belajar itu penting!

Penulis adalah seorang komposer, guru musik dan founder dari komunitas AWS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun