Mohon tunggu...
Ronald Dust
Ronald Dust Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Musik dan Jurnalis

Seniman Musik dan Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah-kisah Nyata Pemakai Narkoba

26 Maret 2017   17:19 Diperbarui: 27 Maret 2017   02:00 10988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Andi berusaha lepas dari pergaulan dan kehidupan yang buruk. Ia mencoba mencari kerja namun sampai sekarang belum terdengar lagi kabarnya.

Gaya hidup anak seorang kaya raya

Bodut (nama samaran) adalah anak dari seorang kaya raya. Ia tinggal di Jakarta Selatan di sebuah rumah yang besar lengkap dengan patung Garuda di atap depan rumah.

Ayah Bodut dulu memiliki usaha sebuah kasino di jamannya. Didalamnya identik dengan kegiatan judi, mabuk dan kekerasan. Di masa tua, ayah bodut memiliki suatu perkumpulan judi kartu yang kegiatannya dilakukan dirumahnya sendiri, di lantai dua.

Pergaulan Bodut menyentuh kegiatan kenakalan remaja yang suka berkelahi. Ia pernah memberhentikan sebuah metro mini yang menyalip mobilnya. Kemudian Bodut menaiki metro mini tersebut dan menendang supirnya. Ya.. walaupun akhirnya Bodut sendiri yang celaka karena otot pinggangnya tertarik setelah menendang; pada saat kejadian itu Bodut harus dibopong ke rumah dan harus tergeletak beberapa hari.

Bodut mengenal sabu dari teman-temannya. Suatu hari Bodut berkendara dengan temannya keliling seputar Monas untuk mencari pengedar langganannya. Setelah dapat, Bodut menghisap sabu itu dengan temannya yang perempuan di dalam mobil. Mereka tertawa-tawa dan melanjutkan perjalanan dengan mobil kesana-kemari. Kegiatan seperti ini sering dilakukan Bodut dan teman-temannya.

Ketika Bodut tidak punya uang untuk membeli narkoba, ia mulai mencuri barang-barang yang ada di rumahnya sendiri untuk dijual. Mengetahui kondisi candu Bodut semakin parah, orang-tua melakukan tindakan-tindakan pencegahan dan mengusahakan program rehabilitasi bagi Bodut. Namun sia-sia, Bodut terlanjur menjadi pecandu kawakan. Orang-tuanya sangat bersedih dan berita ini sampai ke telinga seluruh keluarga besar.

Tapi pada akhirnya Bodut berhasil lepas juga dari bayang-bayang narkoba setelah proses yang cukup lama. Sekarang ia bekerja menjadi salah satu pembimbing di pusat rehabilitasi BNN di Lido, Sukabumi.

Keluarga Happy

Wanto (nama samaran) adalah dari keluarga yang berantakan (broken home). Ibunya berkali-kali kawin cerai. Wanto tinggal di Garut bersama 3 orang saudara laki-lakinya yang berbeda-beda ayah.

Wanto dan saudara-saudaranya tinggal di lingkungan yang keras dan lekat hubungannya dengan minuman keras dan kekerasan. Tidak jarang Wanto bersaudara berkelahi satu sama lain. Wanto juga memiliki banyak tato di tubuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun