Masih mengenai strategi mengembangkan metode mengajar di kelas untuk sekolah.
Kegiatan guru sekolah yang mengajak murid-muridnya berkunjung ke suatu tempat adalah ide yang baik. Masalahnya, pelaksanaan kegiatan ini masih kurang maksimal mengingat lokasi yang dikunjungi juga monoton. Aktifitas yang dilakukan di tempat yang dikunjungi juga masih kurang maksimal untuk tujuan pendidikan.
Mari kita coba kembangkan.
Biasanya lokasi tujuan wisata ilmiah, demikian saya menyebutnya, yang dipilih sekolah/guru adalah museum, kebun binatang, kantor kelurahan/kecamatan, kantor polisi dan perpustakaan. Aktifitas yang biasa dilakukan di lokasi-lokasi tersebut hanya melihat, mendengar lalu mencatat dengan waktu yang relatif singkat. Selebihnya berekreasi.
Murid sekolah cenderung lebih senang bermain, apalagi kalau sudah di luar kelas. Kita tentu mengharapkan mereka mendapatkan banyak ilmu dengan diadakannya wisata ilmiah. Oleh karena itu, untuk memberikan pengajaran tanpa menghilangkan kesenangan mereka, kita perlu membuat perencanaan wisata ilmiah yang lebih terorganisir dengan ide-ide kreatif yang lebih terstruktur.
1. Merencanakan aktifitas di lokasi.
Kegiatan utamanya adalah belajar. Belajar dengan cara melihat, mendengar dan melakukan. Kegiatan lain yang tidak kalah penting adalah mendokumentasikan pengalaman.
Setelah murid melihat, mendengar dan melakukan, guru harus meminta murid mendokumentasikan pengalaman yang mereka alami; bisa dengan cara menulis catatan, merekam suara, membuat foto atau video, membuat gambar manual, dsb..
Intinya adalah meminta murid untuk mengumpulkan segala informasi yang ada di lokasi. Setelah itu berikan mereka tugas membuat laporan/rangkuman/cerita yang harus mereka buat di rumah untuk dikumpulkan pada saat kembali ke sekolah.
2. Kerja sama guru dan operator di lokasi
Operator di lokasi yang dimaksud adalah orang yang akan memberikan penjelasan-penjelasan kepada murid. Guru diharapkan aktif juga selama proses memberi penjelasan tersebut. Maka guru haruslah menemui operator itu untuk bekerja-sama membuat strategi pengajaran kepada murid-murid. Duet mengajar.
Hal ini dilakukan agar secara psikologis, murid-murid tetap merasakan nuansa belajar-mengajar di kelas walaupun mereka sedang berada di luar. Tapi manfaat yang terpenting adalah untuk merancang strategi agar pengetahuan yang diberikan masuk ke memori murid.
3. Memikirkan biaya
Sebisa mungkin janganlah terlalu memberatkan orang-tua murid untuk mendapatkan biaya wisata ilmiah. Biaya bisa ditekan selama guru mendapatkan lokasi yang tidak terlalu jauh dari sekolah, yang masih dalam kota. Biaya juga akan lebih murah jika guru mendapatkan penyedia konsumsi yang murah meriah dan ‘sponsor’ (seperti orang-tua murid yang cukup berada).
4. Menentukan lokasi
Ini yang paling seru! Lokasi yang bisa dijadikan wisata ilmiah itu banyak sekali, jangan terlalu sering memilih museum.
Contoh pertama, murid bisa melaksanakan wisata ilmiah ke perusahaan Garment dan Tekstil. Ya, pabrik kain dan baju. Biasanya berlokasi di pinggiran kota. Bangunannya cukup luas dan ada banyak pengetahuan yang bisa diberikan kepada murid-murid sekolah.
Rombongan sekolah hanya perlu dibimbing satu orang dari pihak perusahaan sebagai operator. Murid-murid bisa melihat bagaimana cara menggambar pola pakaian, memilih/memotong kain, menyatukan potongan-potongan pola, menjahit kancing ke baju. Anak-anak bisa melihat bagaimana produk jadi dimasukkan ke dalam dus, mobil-mobil besar pengangkut barang, mesin-mesin besar-besar sampai melihat bagaimana orang-orang dewasa bekerja mengurusi bagian administrasi perkantoran. Seru bukan.. !?
Kita tidak perlu memberikan informasi yang detil, hanya dengan melihat, murid-murid sedikit banyaknya akan mengingat apa yang mereka lihat. Setidaknya mereka tahu prosedur-prosedur secara garis besar.
Lokasi lain yang bisa dijadikan wisata ilmiah adalah mall. Di sana murid-murid bisa ditunjukkan bagaimana bapak-bapak petugas membuka pintu-pintu besar, menjalankan escalator, bapak-bapak satpam yang bersiap menjaga keamanan dan lain-lain. Murid-murid jika bisa melihat para pengusaha dan karyawannya memulai aktifitas mempersiapkan counter, membersihkan produk dagangannya dan sebagainya. Ajak juga anak-anak melihat para pengusaha bagian Pujasera; melihat bagaimana mereka mengambil peralatan/makanan dari tempat parkir ke counter-nya. Banyak hal.
Lokasi lain yang bisa dijadikan wisata ilmiah untuk anak sekolah adalah restoran, lapangan sepak bola/olahraga, pabrik roti/makanan, universitas/sekolah tinggi, stasiun radio, kantor PLN/PDAM, sanggar seni, toko alat musik dan banyak lagi. Lokasi-lokasi yang memiliki banyak pengetahuan bagi murid-murid sekolah.
Kesimpulan
Di lokasi-lokasi yang disebutkan di atas, ada banyak hal yang berhubungan dengan materi pelajaran di sekolah. Sekali lagi, gurunya harus kreatif.
Sama seperti pada artikel saya sebelumnya, kita mencari cara untuk membuat materi pelajaran berkesan bagi murid. Jika mereka terkesan, mereka akan lebih mudah memahami sesuatu. Itu saja. Membuat murid-murid memahami materi pelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H