Mohon tunggu...
Ronald Dust
Ronald Dust Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Musik dan Jurnalis

Seniman Musik dan Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

DPR: Blueprint Pendidikan Nasional

14 Maret 2017   05:35 Diperbarui: 14 Maret 2017   16:00 1387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Blueprint pendidikan nasional merupakan suatu sistem pendidikan yang dibuat untuk jangka panjang. Isinya mengenai strategi-strategi meningkatkan mutu pendidikan, tahapan-tahapan, acuan-acuan dasar dan sebagainya.

Malaysia telah memiliki blueprint pendidikan nasional mereka untuk tahun 2013-2025.

Indonesia belum memiliki blueprint. Komisi X DPR mengaku sudah merencanakan pembuatan blueprint pendidikan nasional sejak tahun 2009. Bulan Maret 2017 ini adalah kali pertama Kemendikbud mengadakan temu wicara untuk membahas Blueprint Pendidikan Nasional. Acara dialog ini bernama “Cetak Biru Pendidikan Nasional” dan dihadiri 100 peserta dari berbagai kalangan pendidikan di Yogyakarta.

Ide membuat blueprint pendidikan nasional memang baik, tapi melihat kondisi pendidikan kita saat ini, rasanya sulit sekali mencapai keberhasilan dari pembuatan blueprint pendidikan ini. Sistem pendidikan Indonesia masih terlalu berantakan, dasarnya kurang baik.

Untuk Ujian Nasional saja masih banyak pihak yang ribut. Anggaran pendidikan masih bisa dengan mudah dihambur-hamburkan seperti pada kegiatan pameran buku “Frankfurt Book Fair” oleh Anies Baswedan. Masih banyak bangunan sekolah yang tidak layak pakai. Masih banyak guru yang belum mampu menggunakan teknologi untuk proses mengajar. Kurikulum pendidikan masih sangat perlu dikaji untuk mencari yang terbaik. Dan segudang masalah lainnya.

Membuat blueprint pendidikan tentu harus memasukkan materi-materi yang ideal, yang terbaik. Jika dibuatkan blueprint pendidikan, apakah kita mampu menetapkan ketentuan-ketentuan dalam suatu blueprint pendidikan dan menerapkan isinya di seluruh sekolah di Indonesia? Apalagi dengan batasan-batasan waktu pencapaian tertentu.

Menurut hemat saya, kita belum siap membuat apalagi menjalankan suatu blueprint pendidikan. Kita memang tertinggal dengan Malaysia namun jangan karena itu lalu dipaksakan membuat blueprint pendidikan, kita belum siap.

Saya mengusulkan untuk membuat strategi-strategi atau sistem-sistem pendidikan jangka pendek terlebih dahulu untuk diuji-coba secara berkala. Lakukan kontrol melalui evaluasi-evaluasi. Setelah ada hasil evaluasi tertentu, baru dipilih mana yang bisa ditetapkan sebagai acuan dasar mana yang tidak, mana yang dapat dimasukkan dalam blueprint mana yang masih harus dievaluasi. Dan untuk melakukan ini saya perkirakan membutuhkan waktu beberapa Pilpres lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun