Mohon tunggu...
Ronald Dust
Ronald Dust Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Musik dan Jurnalis

Seniman Musik dan Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tata Bahasa - Imbuhan (1)

24 Februari 2017   18:07 Diperbarui: 25 Februari 2017   14:00 2578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya menggunakan algoritma regexp untuk memisahkan kata dasar dan imbuhannya pada aplikasi AHOC yang saya buat. Maka saya harus mengkategorikan jenis-jenis prefiks menjadi dua bagian, yaitu: prefiks dasar (prefiks yang tidak berubah bentuk) dan prefiks transformasi (prefiks yang sudah berubah bentuk dari prefiks dasarnya). Berikut ini adalah susunan prefiks yang saya buat:

  • Be- (prefiks dasar) → ber-, bel- (transformasi)
  • Te- (prefiks dasar) → ter- (transformasi)
  • Me- (prefiks dasar) → menge-, meng-, meny-, men-, mem- (transformasi)
  • Pe- (prefiks dasar) → penge-, peng-, peny-, pen-, pem-, per- (transformasi)
  • Se- (prefiks dasar)
  • Ke- (prefiks dasar)
  • Di- (prefiks dasar)

*Apakah kategori semacam ini telah ditentukan secara akademis? Kategori ini penting untuk menelusuri asal-usul kata dan proses perubahannya. Mohon referensinya.

Prefiks/Awalan Be-

Sedikitnya ada dua perubahan bentuk pada penggunaan prefiks be- yakni menjadi ‘ber-‘ atau ‘bel-‘. Sehingga dalam kelompok prefiks ini ada tiga awalan yang dapat digunakan: ‘be-‘, ‘ber-‘ dan ‘bel-‘. Ketentuan penggunaan prefiks kelompok be- adalah:

  • Jika suku kata pertama pada kata dasar terdapat huruf ‘R’, maka prefiks be- tidak berubah. Contoh: Bekerja, Beranjak, Berantak.
  • Jika suku kata pertama pada kata dasar tidak terdapat huruf ‘R’, maka prefiks berubah menjadi ber-. Contoh: Berdua, Berduka, Bersandar.
  • Prefiks bel- hanya digunakan pada beberapa kata dasar saja seperti ‘Ajar – Belajar’ dan ‘Unjur – Belunjur’.

Sedikit informasi saja, bahwa banyak di antara suku-suku atau orang-orang Indonesia yang secara natural ‘menghilangkan’ huruf ‘R’ pada kata apapun yang berawalan ber-, ini menjadi semacam logat. Contohnya orang Sumatra Utara yang suka mengatakan “Betuah” untuk kata “Bertuah”. Contoh lainnya kata “Bergaduh” yang diucapkan “Begaduh”.

Sedikit informasi lain, bahwa banyak di antara kita yang menghilangkan huruf pertama dari kata dasar ketika menggunakan prefiks –ber. Contohnya kata “Berhantam” yang menjadi “Berantam” atau “Berantem” (tidak baku).

*Apa ketentuan akademik untuk menggunakan prefiks ‘bel-‘?

*Ada kata yang perlu diselidiki lebih lanjut, yakni kata ‘Begini’ dan ‘Begitu’. Dua kata ini jelas berasal dari kata dasar ‘Ini’ dan ‘Itu’. Pertanyaannya adalah apakah itu berarti prefiks yang digunakan adalah ‘be-‘ yang berubah menjadi ‘beg-‘? Jika demikian, apakah ketentuannya untuk menggunakan prefiks ‘beg-‘?

Jika kata ‘Begitu’ dan ‘Begini’ ingin dijadikan sebagai kata dasar dalam kamus, apa ketentuannya untuk menjadikan kata berimbuhan menjadi kata dasar? Bagaimana kata yang bermakna gramatikal menjadi kata bermakna leksikal?

Atau sederhananya, darimanakah asal-usul kata ‘Begini’ dan ‘Begitu’?

Partikel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun