Kalau hanya mengandalkan perbuatan baik, tidak mungkin manusia sanggup memenuhi standard Allah, untuk memperoleh pengampunan dosa dan diselamatkan. Hanya oleh anugerah atau pemberian sukarela dari Tuhan, manusia dapat diselamatkan, karena amal ibadah manusia dihadapan Allah ibarat kain lap yang kotor (Yesaya 64 : 44). Allah Bapa sudah memberikan AnakNya Yang Tunggal yaitu Yesus Kristus, rela mati menanggung hukuman dosa. Jadi betapa seriusnya konsekuensi dosa asal (the original sin) di hadapan Allah. Allah tidak dapat berkompromi dengan dosa. Inilah misteri yang sulit difahami dan diterima secara logika sehingga banyak orang dan agama-agama menolak pernyataan Yesus Kristus.
Dia memberikan gambaran yang telak dan jelas sekali mengenai diriNya dalam Yohanes 6 : 44. “Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman”. Yesus Kristus menjelaskan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat datang kepadaNya. Perhatikan kalimat, “dapat” datang kepadaKu, kalau tidak “ditarik”. Kalau tidak Tuhan sendiri yang melakukan sesuatu terhadap manusia. Kalau Tuhan tidak menariknya. Pernyataan ini menunjukkan ketidakmampuan manusia, dan betapa dalamnya manusia itu sudah jatuh ke dalam dosa sehingga manusia berada dalam keadaan status “ terbelenggu oleh dosa, mati didalam dosa, dan dibawah kuasa dosa).
Bagaimana agar manusia dapat datang kepada Tuhan ?
Jawabnya belenggu dosa asal itu harus dilepaskan ! Manusia harus terlebih dahulu dibebaskan dari penjara dan ikatan dosa asal tersebut. Siapa yang dapat melepaskan manusia dari belenggu dosa tersebut ? Roh Allah. Itu sebab Yesus Kristus mengatakan manusia yang lama tidak dapat datang sendiri kepada Tuhan. Orang berdosa harus dibukakan belenggu dosanya oleh Roh Kudus, dengan cara mereka harus kembali dilahirbarukan (born again). Karena yang dilahirkan dari daging adalah daging, yang tidak dapat melakukan apa-apa bagi Tuhan. Tetapi yang dilahirkan dari Roh adalah roh.
Nah, semua aliran kekeristenan sepakat mengenai kejatuhan mannusia. Hanya saja, sampai seberapa besar kecacatan tersebut, gereja-gereja berbeda pendapat. Ada yang mengatakan bahwa gambar Allah itu tidak rusak seluruhnya, tetapi sebagian saja, karena manusia masih dapat merespons Firman Allah. Tetapi Santo Agustinus mengajarkan, bahwa kerusakan yang terjadi adalah total. Manusia bukan saja terkena sakit penyakit tapi juga kematian jasmani dan kematian kekal. Diluar Tuhan (diluar anugerah) kita tidak dapat berbuat apa-apa. Jadi masih ada debat yang besar sampai saat ini, sampai seluas apakah ruang lingkup kejatuhan manusia itu.
Alkitab mengajarkan bahwa dosa asal itu sudah merusak segala sisi kehidupan umat manusia, mencakup jasmani (tubuh manusia akhirnya menjadi lemah, penglihatan jadi kabur, sakit, dan mati), roh dan jiwa juga tercemar (mudah tergoda bujukan setan). Memang manusia masih mempunyai otak untuk mengingat dan berpikir tetapi kemampuan berpikirnya sudah terdistorsi dosa. Logika manusia juga masih berfungsi tetapi sering salah (error). Manusia masih bisa menetapkan pilihan, tapi pasti sering meleset kepada dosa, dan pertimbangan serta keputusan yang salah.
Penutup :
Memang manusia tetap dalam satus diciptakan menurut peta dan gambar Allah, tetapi dengan kejatuhan didalam dosa, maka peta dan teladan Allah itu sudah mengalami kerusakan dan kehilangan kemampuan untuk melakukan kebenaran dengan sempurna. Manusia masih tetap sebagai manusia ciptaan Allah yang memiliki tubuh, roh dan jiwa tetapi sudah dalam status yang jatuh dan segala konsekuensinya terutama tidak dapat mengenal kebenaran yang sejati kalau bukan dianugerahkan oleh Allah didalam Yesus Kristus. Rasul Paulus menyimpulkan Kejadian pasal 3 itu dengan kalimat yang lebih mudah difahami, sebagai berikut “tidak ada yang benar, satu pun tidak, semua orang sudah berdoa dan kehilangan kemuliaan daripada Allah “ (Roma 3: 23). Silahkan diobservasi dan buktikan sendiri. Siapa diantara umat manusia di dunia ini yang secara moral sempurna hidupnya ? Satu pun tidak ada. Tidak ada seorang pun. Semua sudah berdosa. Tidak ada yang benar-benar melakukan kebaikan yang murni. Itulah penilaian Tuhan. kalau Dia menghakimi kita maka penghakimanNya pasti adil dan Dia akan menghakimi menurut standardNya yang suci, menurut kebaikanNya, dan menurut kebenaranNya dan kekudusanNya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H