Pendahuluan :
Kalau Tuhan Allah Maha Kuasa,  mengapa begitu banyak kejahatan dan kesusahan didunia ini ?  Alkitab  menjawabnya, karena dosa asal  yang diwariskan oleh Adam dan Hawa. Karena dosa mereka, alam menjadi rusak, bumi telah dikutuk oleh Tuhan.  Alam menjadi tidak nyaman untuk dihuni.  Semakin banyak bencana alam dan sakit penyakit, serta kejahatan moral pun cepat berlipat ganda. Kejahatan spiritual juga terus menerus, menyesatkan umat manusia kepada kebencian, permusuihan dan perang.  Mengapa dulu  Tuhan membiarkan setan menggoda Adam dan Hawa serta berdosa melanggar perintah Tuhan ?  Kitab  Ayub menjawab,  Allah, mengizinkannya (Ayub 2:6).Â
Mengapa sampai demikian fatalnya konsekuensi dosa asal ?  Kata dosa,  dari bahasa Sanskerta, dalam bahasa Indonesia, digunakan untuk mengartikan suatu pelanggaran terhadap perintah Yang Maha Kuasa.  Terutama  agama-agama Samawi (Kristen, Yahudi dan Islam)  memahami  dosa itu  sebagai pelanggaran terhadap hukum Tuhan dan yang memiliki konsekuensi hukuman dunia dan akhirat.  Menurut agama Budha,  dosa tetap dosa, tidak dapat dihapus. Budha mengajarkan bertobatlah dan lakukan sebanyak-banyaknya kharma yang baik. Karena  itu untuk mencapai moksha, perjuangan manusia adalah  mematikan nafsu duniawi. Â
Sebaliknya, untuk menghapuskan hukuman kharma, penganut Hindu melakukan upacara korban suci guna menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta dan mendatangkan sejahtera bagi manusia. Selain itu,  dosa juga dapat dihapuskan juga lewat tapa, brata, yoga, dan samadhi. Baik Budha maupun Hindu percaya adanya reinkarnasi  (terus menerus lahir kembali) ke dunia yang lebih buruk atau lebih baik sesuai dengan perbuatan semasa hidupnya. Menurut agama Yahudi, dosa adalah pelanggaran terhadap Firman Allah dan dapat dihapus dengan bertobat memohonkan ampunan dari Tuhan.Â
Sementara itu menurut  Agama Islam, dosa yang besar maupun kecil adalah terjadi sebagai akibat pelanggaran Hukum Allah. Dosa dapat dihapus dengan memohon ampun kepada Allah, taubat, puasa dan berzakat  dan berhenti melakukan dosa.
Kontroversi  dosa asal
Seberapa  dalam sebenarnya  dosa asal telah menjerat  kehidupan umat manusia  ?  Doktrin dosa asal (the original sin),  banyak disalah mengerti  manusia di sepanjang zaman.  Tak terhitung banyaknya perdebatan dan kontroversi mengenai hal ini.  Banyak orang mengatakan bahwa dosa asal hanyalah menunjuk kepada dosa pertama yang dilakukan oleh nenek moyang kita, Adam dan Hawa.  Sebetulnya, bukan demikian. Â
Dosa asal adalah  konsekuensi dari dosa pertama.  Jadi harus jelas apa beda dosa asal dengan dosa aktual. Dosa asal menjelaskan kondisi (status) manusia yang sudah jatuh, sehingga semua manusia dilahirkan ke dunia dalam kodrat berdosa sebagai akibat dari dosa Adam dan Hawa.  Sedangkan dosa aktual adalah dosa-dosa  yang dilakukan  umat manusia karena mereka sudah menerima warisan dosa asal. Seperti dikatakan oleh Alkitab,  manusia  menjadi berdosa bukan karena  manusia melakukan perbuatan dosa.  Tetapi justru,  karena manusia  sudah berdosa maka manusia melakukan perbuatan dosa.  Dan,  karena manusia itu adalah orang berdosa maka perbuatannya  pun menjadi berdosa.  Â
Sebagai ilustrasi.  Apakah harimau disebut binatang buas karena dia menerkam kambing ?  Bukan. Harimau adalah binatang buas,  maka sesuai dengan naluri kebinatangannya yang buas,  harimau pun menerkam kambing. Demikian juga,  manusia dialam naturnya yang sudah jatuh  ke dalam dosa, tidak mungkin dapat  melakukan perbuatan yang benar dan yang suci.  Lalu mengapa keturunan manusia pertama itu  mewarisi natur berdosa ? Karena  mereka lahir dari Adam dan Hawa yang sudah jatuh ke dalam dosa.Â
Sebagai binatang buas maka harimau  melahirkan  anak harimau  yang buas pula. Meskipun  bayi harimau belum makan daging,  namun pasti nalurinya tetap  buas dan pada saatnya akan  berburu daging.  Demikianlah juga natur manusia yang sudah jatuh didalam dosa.  Gereja-gereja Kristen sudah  sepakat bahwa dosa yang pertama  telah membuat manusia  menyimpang  hidupnya dari rencana  Tuhan yang semula.  Kok bisa ?  Ya memang demikianlah yang  tertulis dalam kitab Kejadian fasal 3,  yang  sama-sama digunakan oleh agama Kristen dan Yudaisme.  Tidak ada sumber lain mengenai apa penyebab dari menyimpangnya kodrat manusia.  Orang yang tidak dapat menerima pernyataan  Alkitab,  dapat melakukan  observasi lalu mencari sumber keterangan yang bervariasi,  dan menggunakan ratio mereka untuk menjawab pertanyaan ini,  lalu keluar dengan  berbagai jawaban yang kacau.
Dalamnya  konsekuensi  dosa manusiaÂ