Sepak bola sepertinya sudah menjadi olahraga paling di gemari di dunia,tak hanya lelaki,kaum hawa pun banyak yang mulai melirik olah raga ini.
Sejak kecil saya sudah mengidolakan club terbaik di Inggris yaitu Manchester United. Awal kecintaan yang sederhana karna bermula dari pemberian hadiah baju nomer 7 bernamakan Beckham dengan lambang Club Manchester United yang di berikan ayah sepulang dari Bandung.
Untuk menambah kecintaanku akan bola dan Manchester United, saya selalu menyaksikan pertandingan club yang bermarkas di Old Trafford tersebut melalui siaran TV.
Waktu itu hak siar liga Eropa mungkin masih terjangkau, sehingga setiap akhir pekan beberapa stasiun TV menayangkan siaran langsung secara gratis,dan tontonan sepak bola pun jarang saya lewatkan. Mulai dari setelah sholat Isya  sampai menjelang Subuh,para pecinta bola di manjakan hiburan aksi memukau atlit lapangan hijau.
TV pun masih jarang yang  punya, setiap ada pertandingan bola harus pergi ke rumah kerabat yang sudah memeliki TV. Itupun gambarnya belum terlihat bersih.
Untuk mendapatkan signal, TV harus di pasang antena yang di simpan di atas tihang yang terbuat dari bambu, tinggi nya antena pun masih belum cukup untuk membuat gambar menjadi bersih,saya harus keluar rumah memutar tihang bambu untuk mendapatkan signal terbaik.
Sering menonton Liga Eropa membuat ku bermimpi jadi atlet bola terbaik di dunia.
Hampir setiap anak senang bermain bola,tak terkecuali saya,impian menjadi pemain sepak bola terbaik dunia pun mulai di upayakan, latihan fisik, mengasah skill terus di tingkatkan, mulai dari dribling, tendangan, dan lari terus di genjot untuk mengeluarkan bakat terbaik.
Karna tinggal di kampung, untuk mendapatkan sekolah sepak bola (SSB) secara profesional sangatlah susah, selain masalah finansial, masalah jarak pun menjadi penghalang, apalagi dengan alat transportasi yang sangat terbatas, pencari bakat pun tak kunjung terlihat untuk membawa saya ke level yang lebih baik,semakin bertambahnya usia cita-cita hanya menyisakan hobi yang terus di jaga.
Mengingat usia ku yang sudah menginjak angka 30 tahun, menjadi atlet sepak bola profesional sudah hampir tidak mungkin,
Tapi mimpiku belum sirna, harapan masih terjaga dan akan saya sematkan kepada sang buah hati tercinta,segala usaha upaya dan doa akan terus saya sertakan agar mimpi dan cita-cita jadi atlet bola terbaik dunia tercipta dari bumi Nusantara.