"Hasilnya mungkin belum optimal,tapi tetaplah buat rencana untuk mempersiapkan massa pensiun,"
Itu nasehat rekan kerja saya, yang saya tuakan,karna memang usianya berjarak 25 tahun dengan saya,
Usianya saat itu sekitar 51 tahun,masih ada waktu 4 tahun lagi menjelang masa baktinya bekerja di perusahaan berakhir, karena memang peraturan perusahaan menetapkan usia 55 tahun sudah di haruskan pensiun, beruntung beliau adalah karyawan tetap,hal yang jarang di temui di masa modern ini.
Pak Sajo ( nama samaran) memiliki 2 anak perempuan,
Anak pertama sedang melanjutkan kuliah di perguruan tinggi,dan anak kedua sebentar lagi lulus SMA.
Rencana pak Sajo jelas dan matang,sisa baktinya bekerja 4 tahun lagi dan itu berarti kedua anaknya sudah selesai menempuh pendidikan,
Tapi rencana hanyalah rencana,karna Allah lah maha perencana terbaik.
Perusahaan di ambil alih oleh management lain,dan segala peraturan pun berubah tanpa sepertujuan karyawan,hingga pak Sajo di pensiun kan lebih cepat.
Bahkan status karyawan tetap tidak menjamin iia akan berakhir kerja pada waktunya,
Ketidaksiapan inilah yang sempat melahirkan kekhawatiran pada benak pak Sajo, beruntung semasa muda beliau sudah menabung untuk membeli rumah, sehingga iia tidak harus repot memikirkan biaya kontrakan per bulan/pertahun, beruntung juga beliau masih mendapatkan uang pensiun yang bisa iia olah menjadi modal usaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Banyak orang yang ternyata tidak siap menghadapi masa pensiun walaupun mereka sudah mempersiapkannya,karna apa yang mereka pikirkan mengenai pensiun yang indah adalah kebebasan dari dunia kerja dan kondisi keuangan yang baik.
Untuk para jiwa muda, persiapkan massa pensiun sejak dini dengan membaca referensi-referensi sesuai kondisi pribadi, semoga di kemudian hari bisa mendapatkan hasil maksimal, jikapun tidak pasti ada puing-puing  yang dapat di kumpulan untuk bekal di masa tua.