dan beni pun berharap dirinya mampu mengisi kekosongan hati melani di bagian yg lain,
bagian yg tersembunyi,
bagian yg sulit di jangkau,
bagian yg paling dalam,
yg bisa membiaskan bahagia
tak terasa mereka sudah masuk kawasan bandara husein sastra negara,
bandara peninggalan pemerintahan hindia belanda ini sebelumnya bernama landasan terbang andir,yg kemudian di ambil alih jepang pada tahun 1942 hingga 1945,
setelah indonesia merdeka bandara tersebut sempat vakum sanpai tahun 1949 dan di ambil alih oleh AURI sebagai pangkalan militer pada tahun 1969-1973 Â hingga akhirnya pada tahun 1973 bandara tersebut boleh di gunakan untuk penerbangan komersial dan terus mengalami perkembangan sampai saat ini,
nama husein sastranegara sendiri di ambil dari seorang pilot AURI yg gugur saat latihan terbang di yogjakarta pada tgl 26 september 1946
Pada awal tahun 2019 bandara ini di anggap tidak mampu memenuhi kebutuhan penerbangan di karnakan landasan pacunya yg kurang luas,
Sehingga beberapa penerbangan di pindahkan ke bandara kerta jati yg baru saja di resmikan di pertengahan tahun 2019
Tak seperti bulan-bulan sebulumnya,area parkir yg biasa padat kini terlihat lebih lowong karna memang beberapa penerbangan yg seharusnya ke husein sudah di pindahkan ke kertajati sejak awal juli kemarin,
Beni memakirkan kendaraannya di parkiran dekat minimarket,
di lihatnya jam menunjukan pukul 17:00
Matahari yg seharian sembunyi kini melihatkan pesonanya di ufuk barat,bersiap untuk istirahat dan kembali di esok fajar,
Mereka turun bersama dan memilih salah satu restaurant yg tak jauh dari pintu kedatangan international,
Bu linda yg merekomendasikan tempat tersebut agar lebih mudah melihat kedatangan pa robi,